Belum ada seminggu numpang d kost2an mbakku d bogor, daerah Jabon, Parung tepatnya, ada satu hal yang sangat menarik perhatian saya dan jadi kepikiran beberapa kali.
Hal itu adalah PSK atau pelacur atau perek. Untuk orang disekitar bogor sudah diketahui secara umum bahwa daerah jalan Parung Bogor merupakan tempat mangkal perek, tempat show mereka. Kalau anda lewat jalan itu sekitar jam setengah 8 malam saja akan terlihat banyak wanita berpakain seksi (biasanya tanktop atau kaos ketat, warnanya cerah) dan berdandan cukup menor. Mereka akan melambai-lambaikan tangan pada mobil atau motor yang lewat. Banyak yang masih muda, beberapa bahkan terlihat sangat muda, meskipun banyak juga yang sudah tante-tante. Mereka biasanya berdiri berkelompok 2 atau 3 orang dan sama sekali tidak terlihat malu atau menutupi pekerjaan mereka, mereka santai saja melenggang, mengobrol bahkan kadang masuk k warung kopi yang terletak di pinggir jalan juga.
Fenomena lokalisasi saya rasa ada d setiap kota. Contohnya gang doli Surabaya, Sarkem Yogyakarta, Gang Senggol Purwokerto, Taman Lawang Jakarta, dan lain-lain. Bahkan di Purwokerto ada hotel/motel yang memiliki pelacur tetap, jadi pelacur itu punya kamar sendiri dan tamu-tamu yang datang k hotel itu tinggal memilih mau k kamar yang mana.
Yang unik lagi kegiatan lokalisasi prostitusi ini seperti mendapat perlindungan pemerintah, mereka seperti bisnis resmi dan tidak ada tindak pidana (kecuali melacurkan anak d bawah umur). Dan juga bahkan pemerintah memberi beberapa fasilitas, misalnya dokter yang secara berkala datang dan memeriksa kesehatan pelacur-pelacur disitu. Hal ini saya ketahui pasti dilakukan di Gang Senggol Purwokerto dan Sarkem Jogja.
Tapi anehnya juga, sewaktu-waktu polisii akan melakukan razia dan menangkapi pelacur-pelacur di situ. Tapi ya paling sehari dua hari sudah dilepas dengan tebusan dan bisa mangkal lagi di tempat sebelumnya.
Jadi pertanyaanny, sebenarnya apakah tempat itu resmi dan mendapat ijin pemerintah? kalau iya, kok bisa?kita kan negara beragama dan pastinya tidak ada kebudayaan agama yang mendukung itu. Kalau tidak resmi, kok bisa tetap ada? tanya kenapa???
Friday, December 3, 2010
Categories: blogging, jalan-jalan, tanya kenapa
Related Posts:
Pangandaran -- PLF Department GatheringSekedar catetan perjalanan saja tentang Gathering Departemen tempat saya kerja di PLF, PT Nutrifood Indonesia. Gathering ini harusnya diikuti oleh 110 orang karyawan gudang termasuk saya, tapi yang berangkat hanya sekitar 80-… Read More
Iklan Google ChromeKarena saya jarang nonton TV, jadi biasanya kurang update tentang iklan-iklan TV, atau bahkan berita-berita lebay di TV. Saya biasanya update keadaan dari Detik.com dan pasti yang terutama Kaskus.us. Kemarin saat baca Kaskus … Read More
Perjuangan Menemukan Lagu Easy ListeningBeberapa hari yang lalu (udah agak lama sih, seminggu lebih yang pasti), saya memiliki rencana besar, sangat-sangat besar (lebay...) untuk merestrukturisasi playlist di ITunes saya. FYI saja, playlist saya banyak berisi tentu… Read More
Memandang Ke Atas dan Besemangat, Memandang Ke Bawah dan BersyukurIni merupakan sikap yang umum, kita mungkin juga sering mempraktekannya. Saat kita memandang segala sesuatu yang berada di atas kita secara level apapun, misalnya nilai, kesuksesan, materi dan lain-lain (bahkan mungkin hal2 r… Read More
Kagum Dengan Teknologi GooglePasti semua orang tahu Google lah. Situs pencari nomor 1 di dunia, biarpun banyak yang protes karena filterisasi datanya, atau pencatatan datanya, tapi tetap ini yang paling besar. Apalagi sekarang dukungan teknologinya semak… Read More
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment