Setelah cukup lama tidak melihat-lihat film, kemarin dapat copy-an
film dari teman. Salah satu yang saya copy adalah A Barefoot Dream. Ini
merupakan film korea, saya tertarik dengan temanya, tentang orang Korea
yang membina sepakbola di Timor Leste.
Film
dimulai dengan pengantar mengenai negara Timor Leste, bagaimana negara
ini dijajah Portugis ratusan tahun lalu berpindah ke Indonesia (di film
ini disebut Indonesia menginvasi) dan akhirnya merdeka, dengan menjadi
negara merdeka pertama di abad ke 21.
Sebagai negara
baru tentu saja Timor Timur masih kacau, dan penduduknya miskin, dan
juga masih disertai perang saudara yang berkepanjangan. Saat itulah ada
Mr Kim seorang Korea yang akhirnya datang ke Timor Leste karena berharap
beroleh peruntungan di negara baru tersebut. Setelah melihat-lihat,
bagaimana di berkali-kali melihat anak di negara itu selalu bermain
sepakbola di mana saja, Mr Kim memutuskan untuk membuka toko peralatan
olahraga dan bermimpi bisa memonopoli bisnis ini karena dia yang pertama
melakukannya.
Tapi yang terjadi tidak seperti itu,
peralatan olahraganya tidak laku, karena negara ini masih miskin. Mr Kim
kemudian mempunyai ide, untuk menjual sepatu sepakbolanya secara
kredit, ia memberikan langsung kepada anak-anak dan mereka diminta
membayar $1 perhari selama 2 bulan.
Setelah itu cerita
bergulir, plotnya sudah sangat bisa dibayangkan, Mr Kim jatuh hati pada
anak-anak itu dan pada puncaknya berhasil membawa anak-anak itu ke
turnamen internasional di Hiroshima dan bahkan memenangkannya. Ini kisah
asli, saya sampai memastikan di internet kebenarannya. Ternyata memang
Timor Leste memenangkan Rivelino Cup tahun 2004 di Jepang, dengan 6
kemenangan, dan meskipun dibuat lebih dramatis, mereka memang menang
dari Jepang di final, di film dengan skor dramatis 3-2 sementara di
kenyataan tidak sedramatis itu, skornya 4-2.
Film ini
film yang sangat bagus menurut saya, tokoh utama, Mr Kim akhirnya
belajar banyak dari kejadian ini, dia sangat bersemangat membawa
anak-anak ini ke turnamen internasional karena dia bilang, "Saya tidak
pernah menyelesaikan sesuatu yang saya mulai, karena itu untuk sekali
ini saya akan menyelesaikannya". Pelajaran yang bagus tentang
persaudaraan, persahabatan, kasih yang tulus dan kerjasama bertebaran di
film ini. Sangat layak ditonton, bagi semua umur dan kalangan. Dan saya
yakin, semua orang paling tidak akan akan tersenyum dan menjadi lebih
positif setelah melihat film ini. :)
Saturday, December 8, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment