2 minggu kemarin waktu ke gereja, saya dapat Firman yang sama sumber bacaan Injilnya. Sebenarnya ini tidak aneh karena saya memang bergereja di tempat yang berbeda dan keduanya terpisah golongan yaitu GPIB dan GKI sehingga normal-normal saja kalau saya mendapat Bacaan Injil yang sama karena mereka memang tidak mencocokkan bahan atau tema khotbah. Yang istimewa adalah, minggu sebelumnya saya sangat-sangat tertarik dengan bagian Firman itu, tertanam dan berulangkali bilang bahwa itu Firman yang bagus, tapi akhirnya saya tidak melakukan followup apapun. Dan minggu kemarin ternyata Tuhan masih memberi kesempatan dengan mengingatkan saya mengenai Firman ini lagi agar saya segera melakukan proses Follow Up yang seperti seharusnya.
Saya ambil beberapa ayat yang saya anggap penting saja ya, dari Yohanes 9 mengenai Orang yang Buta Sejak Lahir.
"Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia."
Begitu mendengar Firman ini, saya langsung teringat pada bacaan di hari-hari awal Purpose Driven Life, bahwa segala sesuatu memiliki tujuan, memiliki rancangan, rencana yang diberikan Tuhan, dipercayakan oleh Tuhan bagi kita.
Saya bilang sih, normalnya manusia yang berdosa. Tidak akan pernah puas, bahkan dengan hal-hal yang tidak bisa diubah lagi. Saya juga, dari kecil sering melancarkan perkataan bernada protes ke Tuhan mengenai beberapa keadaan di hidup saya yang bahkan saya sadari tidak bisa diubah, terbentuk di pikiran saya Tuhan tidak "adil", membedakan, dan saya terkadang jadi apatis.
Itu keadaan saya tidak bisa menerima apa yang telah Tuhan sediakan bagi saya. Seakan memang disediakan orang yang terkutuk (ga segitunya sih saya sebenernya), kurang diberkati, kurang, kurang, kirang yang lain.
Seperti cerita orang buta di Yohanes 9 itu, dipertanyakan kok bisa ada orang yang buta sejak lahir, dosa siapa, kutukan yang asalnya dari siapa, kenapa bisa begitu, siapa yang salah sehingga orang itu buta sejak lahir. Tuhan Yesus dengan bijak menjawab, bukan siapa-siapa yang salah, tetapi pekerjaan Tuhan harus dinyatakan melalui orang itu, melalui "kekurangan"-nya, orang itu menjadi saksi, menjadi objek, menjai contoh pekerjaan Allah yang mulia.
Kalau dipandang dari sisi ini, betapa luar biasanya segala "kekurangan" saya. Itu semua dalam koridor rencana Allah, untuk menyatakan pekerjaanNya.
Sekarang saya mau bersikap seperti pengemis buta itu,
Saya mau nurut, pergi membasuh diri ke kolam Siloam saya, tempat yang Tuhan utus kepada saya untuk saya pergi. Ga perlu dapet firman yang ke-3."dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek."
0 komentar:
Post a Comment