Kenapa ada batasan yang membuat manusia jadi susah untuk berbuat sesuatu?
Kenapa manusia tidak diciptakan untuk dapat melakukan hal yang dimauinya?
Kenapa Tuhan?
Beberapa hari ini berpikir tenang hal ini dan merasa semakin suram, apalagi waktu merasa bahwa aku sendirian. Seperti tidak ada yang mendukung. Aku sadar itu cuma perasaan tapi ttap saja itu menekan dengan keras dan mempengaruhi banyak banget hal. Aku kangen dengan kenyamanan masa lalu dimana aku dimanjakan dengan suasana pertumbuhan yang nyaman dan sangat menyenagkan. Dasarnya aku orang manja aku udah tiga tahun hidup dalam dunia baru dan belum bisa sempurna beradaptasi. Aku masih hidup dalam kenangan lama. Dan waktu aku merasa sendiri seperti sekarang, aku mengingat lagi masa-masa itu dan semakin merasa sendirian karena mengetahui kenyataan bahwa orang-orang yang dulu mendukungku sudah berubah dan berbeda. Aku bahkan mungkindah ga masuk dalam daftar doa mereka. Sakit, stress, tertekan. tapi tetep di luar aku selalu mencoba tersenyum. Ikut ketawa-ketawa aja terus. Aku emang ga mudah percaya sama orang dan terbukti sekarang ini aku bahkan kebingungan buat nyari orang yang sekedar bisa diajak bicara, ngobrol dengan intim hangat dan penuh persahabatan. Tapi aku ga bisa percaya siapa-siapa.
Kenapa manusia butuh orang lain?
Kenapa manusia ga bisa lengkap dengan dirinya sendiri?
bikin ciptaan kok nanggung?
Jawab Tuhan :
Keterbatasan itu dalam lingkup kasih karuniaKu
kamu ga inget bahwa dalam penderitaan, kesusahan, keterbatasan itu kasih karuniaKu nyata?
harus berapa kali kamu diiengetin?
Tapi Aku, Bapamu, tidak akan bosan mengingatkanmu
Aku, Bapamu, tidak akan pernah meninggalkanmu
Sadarilah bahwa kamu tidak pernah sendirian
Karena Aku selalu berdiam dihatimu
Saat seluruh dunia serasa memusuhimu dan tidak dapat mengerti dirimu,
Aku tetap dihatimu
Kamu ingat hambaku Stefanus? Dimana Aku saat ia dirajam?
Aku melihatnya dari surga dan Aku berdiri, membuka lenganku dan siap menyambutnya.
Anakku, aku mengasihimu.
Jangan melihat batas itu, jadilah seperti Daud yang ketika menghadapi Goliat tidak hanya memandang keatas sampai kepala Goliat. Tapi ia memandang keatas lagi dan melihat Allahnya, Aku, Bapamu yang sanggup mmebrikan kemenangan baginya.
Dan ingat....
Aku, Bapamu, telah mengutus Penghibur bagimu, Pribadi yang selalu ada bagimu dan berdiam di dalam hatimu, dan jangan lupa....IA tidak terbatas.
Luv u
Gbu
Saturday, April 18, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment