Tuesday, February 17, 2009

SaTe Pengkhotbah

Minggu kemarin waktu mulai saat teduh dengan bahan kitab Pengkhotbah aku jadi bingung. Soalnya kan habis baca kitab Amsal yang sangat mengagungkan Hikmat dan Kebijaksanaan, tapi ternyata di Pengkhotbah itu semua langsung dibilang sia-sia seperti usaha menjaring angin. Bagaimana ya? Selain itu masih banyak lagi isinya yang bernada negative dan sumbang. Karena itu sebelum lanjut lagi aku memilih untuk konsultasi dengan beberapa orang dan lumayan lah paling enggak 1 sudh menjawab dengan lugas dan 1 berjanji untuk menjawab beberapa hari lagi karena juga butuh waktu untuk merenungkannya dulu. Kakakku menjawab katanya pelajaran yang bisa diambil dari kitab Pengkhotbah adalah semua yang ada di dunia adalah sia-sia seperti kekayaan, masa muda bahkan hikmat itu tidak kekal, yang kekal hanya Allah. Bener banget yah?? Tapi kenapa isinya negative? Seakan-akan bener-bener tidak ada gunanya bahkan dibilang itu pekerjaan yang diberikan Tuhan untuk menyusahkan anak manusia saja, kenapa harus ada fase manusia hidup di dunia kalau begitu?
Habis itu aku browsing di internet dan langsung ketemu sama Wikipedia yang isinya diambil dari pengantar alkitab buatan Lembaga Alkitab Indonesia dan ternyata isinya sesuai banet engan yang aku cari, benar-benar menjelaskan kitab pengkhotbah meskipun hanya dengan singkat. Ini isinya :
“Kitab Pengkhotbah adalah bagian dari Alkitab Perjanjian Lama. Judul ini berasal dari bahasa Ibrani: Qoheleth. Dasar kata ini adalah: Qahal, yang berarti "perhimpunan". Kata Qoheleth inilah yang diterjemahkan menjadi "Pengkhotbah" yang menyiratkan fungsi keagamaan. Namun demikian isi Kitab ini tidak mencerminkan fungsi tersebut. Karena itu, sebagia sarjana mengusulkan guru sebagai terjemahan alternatif, meskipun kata ini pun tidak berhasil sepenuhnya menangkap gagasan dasar yang dikandung dalam istilah bahasa Ibraninya. Sang Pengkhotbah secara harafiah adalah seseorang yang berkhotbah kepada pertemuan ini. Dalam bahasa Inggris, kitab ini disebut (Ecclesiastes) yang berasal dari bahasa Yunani dalam kitab Septuaginta: Εκκλησιαστής. Kata ini berasal dari kata Yunani: Εκκλησία (Gereja/jema’at). Artinya tetap saja sama, seseorang yang berkhotbah pada sebuah pertemuaan.
Kitab Peng
khotbah berisi buah pikiran dari 'Sang Pemikir'. Ia merenungkan secara dalam-dalam betapa singkatnya hidup manusia ini, yang penuh pertentangan, ketidakadilan dan hal-hal yang sulit dimengerti. Maka disimpulkannya bahwa "hidup itu sia-sia". Ia tak dapat memahami tindakan Tuhan dalam menentukan nasib manusia. Tetapi meskipun demikian, dinasehatinya orang-orang untuk bekerja dengan giat, dan untuk sebanyak mungkin dan selama mungkin menikmati pemberian-pemberian Tuhan. Kebanyakan dari buah pikiran Sang Pemikir itu bernada sumbang, bahkan putus asa. Tetapi kenyataan bahwa buku ini termasuk dalam Alkitab, menunjukkan bahwa iman yang mendasarkan Alkitab cukup luas untuk mempertimbangkan juga keragu-raguan dan keputusasaan semacam itu. Banyak orang yang telah membaca kitab ini merasa terhibur, karena mereka seolah-olah melihat sifat-sifat mereka berdiri di dalam kitab Pengkhotbah ini. Mereka pun sadar bahwa Alkitab yang mencerminkan pemikiran-pemikiran yang sumbang itu, juga memberi harapan tentang Tuhan, harapan yang memberi arti kehidupan yang sebenarnya. Berdasarkan Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002”
Terimakasih LAI, benar-benar membukakan pikiran dan hatiku. Terima kasih Tuhan karena Engkau telah mengilhamkan kitab Pengkhotbah ini yang begitu manusiawi.

GBU

Categories: ,

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑