Friday, September 30, 2011

Belajar dari Sopir Taxi

Lagi-lagi menemukan artikel yang sangat baik untuk di share mengenai bersyukur. Kali ini dari blog Bro Johanes Gunawan (namanya mirip ya?hehe). Lagi-lagi sekedar copas, daripada mengurangi arti penting dari setiap untain kata penulis aslinya.
Seni Hidup #1 Bersyukur

Pada dasarnya manusia memang tidak pernah puas termasuk tidak pernah puas dengan pekerjaan yang kita lakukan sekarang. Sehingga kita bersungut-sungut dan mengeluh dengan keadaan kita sekarang seperti layaknya kita adalah orang paling malang sedunia.
Di balik benar atau tidak kutipan cerita dari email yang saya terima hari ini (moga-moga kisah nyata), paling tidak mengingatkan kita supaya kita bersyukur dalam segala hal karena justru sebenarnya ada banyak orang yang lebih susah dari kita yang harus kita tolong (Efesus 5:20). Mengingatkan kita supaya kita mencari dahulu Kerajaan Allah dan KebenaranNya, yang artinya mengutamakan Tuhan di atas segala hal (Mat 6:33).
Ujung-ujungnya bahwa kita hidup di dunia bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk Tuhan semata.
Soli Deo Gloria…
SUATU SAAT DALAM TAXI
 Selamat Membaca, Tuhan memberkati 
“Jika kita melakukan sesuatu, lakukanlah semuanya seperti kita melakukan untuk Tuhan”.
Hari-hari terakhir pekerjaan kantor sangat melelahkan. Tidak ada waktu untuk ‘memanjakan’ diri sendiri. Bahkan saat akan beristirahat pun, segala masalah dan tugas dalam pekerjaan selalu menghantui pikiran. Terus terang saya sudah malas dengan segala keinginan boss-ku. Nyaris setiap hari aku pulang larut malam. Pergi pagi pulang malam. Dari Senin sampai Sabtu. Dan segala pekerjaanku tidak pernah di hargai olehnya. Jadi aku pikir “masa bodoh dengan segala pekerjaan kantor. Aku sudah cape. Terserah deh, nanti jadinya apa. Gua kaga peduli”. Jadi Sabtu kemarin aku habiskan waktu dengan tidurseharian. Membaca buku, menonton televisi, dengar kaset. Laptop yang tegeletak di atas meja tidak aku sentuh sedikit pun. “Masa bodoh” pikirku.
Sendok suapan terakhir telah masuk ke dalam perut. Wah, kenyang juga. Kubenahi segala dokumen yang di butuhkan dan segera keluar kantor mencari taxi. Sudah 5 menit aku menunggu, akhirnya taxi yang kutunggu datang juga.
“Daerah kota pak,” seruku pada supir taxi.
“Kotanya di mana pak?”, dia menimpali.
“Wah, namanya apa yah?” aku sendiri tidak begitu ingat. “Nanti saya tunjukkan jalannya kalau sudah sampai di sana ”
“Baik Pak”. Suasana hening.
Tidak beberapa lama pak supir berkata, “Tadi orang yang pakai taxi ini sebelum Bapak, naik dari Taman Anggrek”.
Dekat amat pikirku. Kantorku ada di daerah Citraland.
“Kok mau sih pak?” ucapku.
“Wah tidak baik menolak rejeki. Kalau Tuhan sudah kasih berkat, masa kita tolak”, ujarnya dengan logat batak yang masih terasa. “Kalo supir lain sih
pasti nolak. Kalau saya, ngak masalah, dekat atau jauh toh berkat dari Tuhan.”
“Wah, berfilsafat dia.”, pikirku.
“Tapi sebenarnya untung juga sih kalau nariknya deket. Tadi saja saya di kasih uang 10.000. padahal argonya ngak sampe 5 rebu. Saya senang juga.
Tapi sebenernya saya ngak tega kalo mesti nolak. Dia kan pasti mau buru-buru. Bagaimana rasanya, sesudah duduk, eh malah saya tolak. Sakit hati kan “.
“Iya juga yah”, pikirku.
Suasana hening kembali.
Kuperhatikan wajahnya dari kaca mobil. Keliahatannya ceria, tidak seperti sopir-sopir taxi yang lain. Yang rata-rata wajahnya cemberut. “Bapak sudah
lama jadi sopir taxi”, tanyaku memecah keheningan.
“Baru empat tahun Pak.”
“Sebelumnya kerja di mana?”
“Dulu saya kerja di perhotelan.”
“Kerja di bagian apa Pak?”
“Manager operasional”
Hah? Tidak salah dengar ? Manager ? Gak mungkin ah.. “Anak buahnya banyak pak?”, tanyaku sedikit menyelidik.
“Ada sekitar 100 orang”   “Terus, koq sekarang malah jadi sopir taxi”
“Wah, panjang ceritanya Pak.”
“Oh.”, gumamku dan tidak bertanya lebih lanjut, kelihatannya ada kenangan pahit yang dia alami.
“Biasalah pak korban kena sikut”, ujarnya meneruskan, “Padahal dia teman baik saya. Tidak menyangka dia akan berbuat seperti itu. Tapi buat saya itu ngak masalah. Saya percaya Tuhan pasti akan tetap pelihara saya. Buktinya saya langsung bisa dapat pekerjaan lagi. Walaupun tidak sehebat seperti dahulu. Yah, sudah cukup lah, untuk kebutuhan sehari-hari”.
“Kenapa Bapak tidak mencoba melamar di hotel lain?”
“Nama saya sudah rusak Pak.”
“Pasti karena di fitnah oleh teman baiknya itu”, pikir ku.
Kuperhatikan lagi wajahnya. Tetap ceria seperti tadi. Tidak nampak terbeban.
“Lebih enak jadi sopir atau kerja seperti dulu Pak?”, tanyaku.
“Wah, enak atau enggak tergantung hati kita Pak. Pokoknya kita mesti sadar, bahwa apa yang kita punya saat ini, Tuhan yang memberi. Mengucap syukur
senantiasa. Sukacita bukan datang dari luar, tapi dari dalam diri kita. Jadi kalau ditanya lebih enak mana, dulu atau sekarang, jawabannya yah: dua-duanya. Mau jadi apa aja ngak masalah, yang penting ada rasa syukur, pasti sukacita itu datang dengan sendirinya.”
Wah, jadi malu aku. Aku yang sejak kecil di didik dalam keluarga percaya, masih mengeluh kan pekerjaan yang saya terima. Padahal kalau dibandingkan
dengan sopir taxi, pekerjaan saya jauh lebih enak. Dengan penghasilan yang lebih tinggi tentunya. Tapi, dasar ! Nggak ada ucapan syukurnya. Aku jadi
teringat akan nasehat yang mengatakan “Jika kita melakukan sesuatu, lakukanlah segala sesuatu seperti kita melakukan untuk Tuhan”.
Hmmm, hari ini aku di sadarkan kan oleh seorang supir taxi. Hari ini aku dikuatkan kembali untuk selalu bersyukur dalam segala hal.
Anak-Ku, Aku tahu bahwa kadang kala begitu menggoda untuk menyerah dalam kehidupan. Kadang kala sulit menemukan alasan untuk terus berusaha. Apa yang membuatmu merasa seperti menerima kekalahan? Sekolah? Nilai? Kawan-kawan? Orangtua? Uang? Perang? Dengarlah, Aku ingin kamumempercayai-Ku dalam hal ini. Meskipun keadaan hidup tampak kacau dari luar, tetapi jika kamu percaya kepada-Ku, ada hal-hal yang tak terlihat terjadi di dalam dirimu. Setiap hari, Aku membuka sesuatu yang baru dan menggairahkan. Masa depanmu akan lebih mengherankan dari apa pun yang dapat kamu bayangkan. Percayalah kepada-Ku, tidak akan sia-sia kamu bertahan karena ada hari depan yang indah menunggumu. Oleh karena itu, bertahanlah dengan gigih.Janganlah menyerah! Aku mempunyai sejumlah kejutan nyata bagimu. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (Mat 16:26)
Bapa Engkau Sungguh baik,
Kasih Mu melimpah dihidup ku
Bapa ku berterimakasih, berkatMu hari ini yang Kau sediakan bagi ku
Kunaikkan syukur ku buat hari yang Kau beri
Tak habis – habisnya, kasih dan rahmatMu
Selalu baru dan tak pernah terlambat pertolonganMu
Besar setia-Mu disepanjang hidup ku.

Categories: , , ,

Android Programming - Activity


As already presented in earlier sections, Android application components can consist of 4 things, Activities, Services, Broadcast Receivers and Content Providers. For Activity itself has a cycle as shown above. So like in the Hello Android example, class that inherit Activity (extends) can also override the other method - in addition to the OnCreate method:
  1. There onStart to be run when the program starts running,
  2. onResume that will be executed when the program has resumed (from another screen),
  3. onPause that will be executed when the program loses focus (replaced by another screen),
  4. onStop when the program was stopped by the system,
  5. onDestroy when the program eventually will be completely kill.


Before getting into examples of Activity and its use, I think we should discuss first about  Intent and Intent Filters as the trigger passage of an Activity. Intent is a facility in the message delivery system of Android applications. Intent object itself is a passive data structure that contains an abstract description of the operation to be executed. Intent may contain:
  1. The name of the component that will handle these Intent
  2. Action: a string that conveys Action to be performed
  3. Data: URI (Uniform Resource Identifier) ​​of data to be given the Action and the MIME type of the data
  4. Category: String containing the category of components such as what is going to handle Intent
  5. Extras: key-value pairs that must be delivered Intent to components that will handle these Intent
  6. Flags: as a marker for example how to run the Activity or how the treatment after the activity is executed.


Intent can be both explicit and implicit. Explicit Intent stating the name of the component that will be going to handle it, while Implicit Intent is not, Android will then try to find the right components for it to handle Intent by looking at the Intent Filter in file AndroidManifest.xml (as we did in Example Hello Android). Each Activity, Service or Broadcast Receiver that has a declaration of Intent filer in its AndroidManifest could have the chance to run the Intent when the filter is appropriate (as seen from Action, Data URI and MIME and categories), while an Activity that have no IntentFilter declaration can only run the by explicit Intent.

Let's begin the example. All of the source code available on my Github. For this example you can refer to this link : LearnActivity on GitHub. (sorry to not provide the code here, I'm really bored and stressed to write code in Blogger, it's so not easy and difficult.. -__-).


1. Create new project, named it LearnActivity. I use SDK 2.2 Froyo, you can use the other, maybe in some code will slightly change, but overall will be Ok.


2. Open your AndroidManifest file. Create two new Activity, named as you wish, I used Activity2 and Activity3 instead, for simplicity. Your AndroidManifest will be like this, and remain like this till the end, because we won’t change anything.


3.  Next Step we will create layout for each Activity, not each actually, the Activity3 will have no layout, so we will create to layout, main.xml and activity2.xml.
Main.xml is layout for MainActivity. It consist of one LinearLayout that contain two TextView and two Button. This the preview template :


Activity2 will consist one LinearLayout with two TextView and one Button. This is the preview

4. You will see some error mark in your XML code, this because of no String resource available, let’s create it. Edit your value/strings.xml to look like mine.
5. MainActivity is the main gate of our application, it will start first when application was launched. I give two main task for this Activity, Logging an Activity Life Cycle and Starting Activity2 via the button click.
It will create a log in DDMS, with tag LifeCycleLog, containing each activity life cycle. I override the onCreate, onPause, onStart, onStop, onDestroy and onRestart method from class Activity. For each lifecycle it will show you in DDMS screen, what phase is your Activity running now.
Next I create two public method to use function act2 and ac2ext, like we have write before in each button onClick method. Act2 method will start an Activity2 via Intent with no extras, and act2ext will start Activity2 with little extras text. We will see the difference in Activity2 screen. 
6. Activity2 will have two main function too. It will start Activity3 for testing ActivityForResult and show the difference between starting activity with extras and without. 
It will check for extra, if available will change the textview text, if not it will do nothing. And then it will use result function for button onClick to start Activity3, trying to receive the result. If result code == 1, it will toast result received, if not it will toast failed to receive result.
7. Activity3 have no layout. It just received request from activity2 and then start the activity2 again with result code.
There you can set result code, change the number 1 to any other number, and it will show you failed toast.
8.  It’s done. Let’s test your application. You can use emulator or real device, it doesn’t matter. To see the log of life cycle, head to the DDMS screen, it shows you clearly what phase your app has running for now. Check each activity, I’ve found no error, but maybe you will, if error happen, please double check your code first.

Categories: , , , ,

Mae Toi

Dapet video ini dari share teman di G+. Memang sangat menyentuh. Benar-benar orang yang mensyukuri waktu hidupnya di dunia, efektif, efisien, berguna, berarti buat dunia. Terlepas dari ini sebuah TV commercial, ide dan storynya sangat bagus untuk padanan rasa syukur kita atas hidup seharusnya. Cuma 3 menit, silahkan di buffer.
Seni Hidup #1 Bersyukur

Categories: , , ,

Kisah 2 manusia Super Ibukota

Baca dari threadnya bro IslamHolic di Kaskus seperti biasa. Katanya cerita ini bersumber dari BBM dan milist yang kemudian tersebar. Sangat menyentuh, membanggakan di antara keruwetan Ibukota Jakarta seperti ini masih ada orang yang bisa bersikap begitu luar biasa.
Seni hidup #1 Bersyukur.

Tanpa disadari terkadang sikap apatis menyertai saat langkah kaki mengarungi untuk mencoba menaklukan ibukota negeri ini.

Semoga kita selalu diingatkan, sekedar berbagi cerita di forum orang - orang super dalam keindahan hari ini.


Siang itu 13 Pebruari 2008, tanpa sengaja saya bertemu dua manusia super. Mereka makhluk - makhluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberagan Harmoni, dua sosok kecil berumur kira - kira delapan dan sepuluh tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam.

Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar - lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan “Terima kasih Om...!”

Dan saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka. Kaki - kaki kecil mereka menjelajah lajur lain diatas jembatan, menyapa seorang laki - laik lain itupun menolak dgn gaya yang sama dgn saya, lagi - lagi sayup - sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka, kantong hitam tempat stock tissue daganggan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta.

Saya melewatinya dengan lirikan ke arah dalam kantong itu, dua pertiganya terisi tissue putih berbalut plastik transparan. Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayut di langit Jakarta.

“Terima kasih ya Mbak, semuanya dua ribu lima ratus rupiah!” tukas mereka, tak lama si wanita meronggoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah.

“Maaf, ngak ada kembaliaanya... ada uang pas nggak Mbak?” mereka menyodorkan kembali uang tersebut, si Mbak menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih besar menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.

“Om boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan...? suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merongoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian Food Court sebesar empat ribu rupiah.

“Nggak punya, tungkas saya...!” lalu tak lama si wanita berkata “Ambil saja kembaliannya, dik...!” sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya kearah ujung sebelah timur.

Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi.

Si wanita kaget setengah berteriak ia bilang “Sudah buat kamu saja, gak apa - apa ambil saja...!” namum mereka berkeras mengembalikan uang tersebut.

“Maaf Mbak, cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan..!” Akhirnya uang itu diterima si wanita tersebut karena si kecil pergi meninggalkannya.

Tinggallah episode saya dan mereka, uang sepuluh ribu di genggam saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar “Om.. tunggu ya, saya kebawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek..!”.

“Eeeeh.. nggak usah... nggak usah... biar aja..., nih...!” saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek.

Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak satunya, “Nanti dulu om, biar ditukar dulu... sebentar”.

“Nggak apa - apa..., itu buat kalian” lanjut saya.

“Jangan... jangan om, itu uang om sama Mbak yang tadi juga” anak Itu bersikeras.

“Sudah nggak apa - apa.... saya ikhlas, Mbak tadi juga pasti ikhlas!” saya berusaha menghalangi, namum ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat, secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari ke arah saya.

“Ini deh Om .... kalau kelamaan, maaf ya...” ia memberikan saya 8 pack tissue.

“Lho buat apa...?” saya terbenggong..

“Habis teman saya lama sich Om.. maaf tukar pakai tissue aja dulu”

Walau dikembalikan ia tetap menolak. Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastik hitam tissuenya.

Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribuan.

“Terima kasih Om...!” mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup - sayup terdengar percakapan....”Duit Mbak tadi bagaimana ya..?” suara kecil yang lain menyahut “Lu hafal kan orangnya, kali aja kita ketemu lagi ntar kita berikan uangnya”

Percakapan itu sayup – sayup menhilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan. Tuhan .... hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh dan terharu, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra.

Mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta tap dengan berdagang tissue. Dua anak kecil yang bahkan belum akil balik, memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu sangat belia.

Saya membandingkan keserakahan kita, yang tak pernah ingin sedikitpun berkurang rejeki kita meski dalam rejeki itu sebetulnya ada hak atau milik orang lain....

“Usia memang tidak menjamin kita menjadi bijaksana tapi kitalah yang memilih untuk menjadi bijaksana atau tidak”

YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO
ENGKAU HANYA SEMULIA YANG ENGKAU KERJAKAN

Categories: , , ,

Bersyukur ala Penderita ASPS

Baru saja membaca artikel di kaskus, sebenarnya isinya cuma copy paste dari blog bro Rheza yang merupakan seorang penderita ASPS (sudah almarhum, RIP). Share dan kesaksian yang sangat bagus, sangat memberkati dan sangat menyadarkan bahwa kita harus bersyukur. Kalau mau baca lengkapnya silahkan menuju blog Bro Rheza di sini, tapi kalau memang mau baca di blog saya karena malas pindah halaman, ok saya copy-kan kesini.
Seni Hidup #1 Bersyukur

Artikel 1

I'm Rheza, a cancer patient (Alveolar Soft Part Sarcoma) stadium 4 with metastases on my left humerus, right humerus, lung, and calf. I wanted to share, what cancer has taught me.

Lesson 1 : Cancer taught me to RESPECT my family
When I need to go for check up, radiotherapy, or ANYTHING else, my dad would drive me. When I was unable to use my hand to eat, my sister helps me eat, drink, and consume medicine. When I was going to face my big surgery, my brother flew thousands kilos to support me, we spent hours talking about our favorite games and it helped me to pass those painful days. What about my mom? she practically does everything! Helps me bath, helps me wear my clothes, massage my arms when it's in pain, pray for me, and the list goes on.
So.. please, don't ever hate your family member because of stupid things like "my dad won't buy me car", "my sister is so noisy", "my brother is selfish", or "my mom is so strict". RESPECT them, because they do so much in your life. How do I know that? Well Cancer taught me.

Lesson 2 : Cancer taught me to TREASURE my friends and relatives
They pray for me, they cry for me, they visit me, they treat me food that I like, they pick me up, they take me into the movie, they send me home, they scream "Yot, get well soon!", they find me best medicine alternatives, they make me strong, they helps their best financially, they walk beside me afraid I might collapse, they make me laugh, they make me forget that I'm in pain, THEY ARE MY TREASURE. How do I know that? Well Cancer taught me.

Lesson 3 : Cancer taught me to VALUE my life
How I miss dancing, how I miss partying, how I miss having casual drink, how I miss breathing easily, how I miss hanging at the games centre, how I miss driving, how I miss working, how I miss lifting my hands, how I miss walking around the mall, how I miss running around, how I miss to eat anything I like, how I miss playing guitar...

I'm saying this not because that I'm upset of my current condition. I'm saying this to let you know... HOW VALUABLE you current life is. So STOP frowning, STOP complaining, STOP sighing. Give thanks you can dance, you can breath, you can party, you can walk around the mall, you can study or work and so and so. Value your life! How do I know that? Well Cancer taught me.

Lesson 4 : Cancer taught me to be STRONG and NEVER GIVE UP
When I was first diagnosed as an ASPS patient, the world seems to collapse, it was so rare that so far no Indonesian doctor knows the disease, I couldn't help wondering about my future. Can I have a family? How long will I live? Am i going to suffer this pain endlessly? It seems that I can't make it, it seems that I'm not strong enough.. Well I had experience PAIN, being HOPELESS, and being WEAK.. I've been through them, it make me STRONGER. Now I'm not afraid of my disease, I will not give up, I've been through hell and I keep walking. Now that my condition is getting better, being strong and never give up had really paid off! How do I know that? Well Cancer taught me.

Lesson 5 : Cancer taught me to STRENGTHEN others
If you ask me, what helps me cope with this disease? My answer would be people surrounds me. My family, my friends, my relatives. They never stop strengthen me, they are the reason I keep smiling, they are the reason I keep fighting, they are the reason I keep enjoying this live. I'm so thankful having them to strengthen me. Those are the reason why I'm writing this note.. to share and strengthen You guys.

Enjoy life, don't frown, don't complain, living life to the fullest, living life as large as you can, BECAUSE LIFE IS BEAUTIFUL. How do I know that? Well Cancer taught me..

Artikel 2

Halo... kamu siapa ya?
Halo.. nama saya Rheza, cowo kasep 28 tahun *alah*, pada tahun 2010 bulan Mei silam, saya resmi didiagnosa sebagai pasien Alveolar Soft Part Sarcoma (ASPS).

Semejak itu saya sudah operasi kecil angiography, operasi embolisasi 7 jam, dan operasi kepala pengangkatan tumor 2 kali..

Apa itu ASPS? 
ASPS adalah kanker sarcoma yg sangat2 langka, sangat2 langka sampai rs kanker nasional Dharmais pun claim belum tau cara pasti untuk menghandle jenis kanker saya. ASPS adalah kanker yang resistant chemo dan radiasi, jadi sejauh ini secara medis belum bisa disembuhkan (secara medis loh... dalam Tuhan tidak ada yg mustahil). Kondisi kanker saya singkat cerita sudah stadium 4 lanjut dengan penyebaran di 4 lokasi.

Kenapa kamu tulis note ini?
Saya mau berbagi dan bersaksi, mudah2an menjadi berkat dan kekuatan buat orang yg baca.

Loh? bersaksi? bukannya kamu belum sembuh? malah denger2 akan diamputasi kaki kanannya kan?
Nah! Waktu itu saya dibawa sama temen saya Kevin dan didoakan oleh Pendeta Riza, waktu itu dia bilang kalau saya BISA bersaksi walau belum sembuh.. Itu yg saya coba lakukan sekarang.

Oooo gitu toh.. wah jadi penasaran.. Cerita donk kl gt..
Hahaha.. ok.. kali ini saya mau menunjukan apa LAGI yg kanker sudah ajarkan saya, saya pernah tulis note serupa yg ternyata menjadi berkat buat banyak orang tanpa saya sadari ~amin~.

ceritanya saya potong supaya ga bosen ya..

Pada bulan November 2010 silam saya mendapat berkat / sponsorship dari tante saya (saya manggilnya anti pon [Auntie Voni] untuk check-up ke Singapore, atas saran dokter onkologi saya yg sangat sabar dan sangat mendengarkan Dr. Els Anggraeny. Disana banyak info2 baru yg saya dapat yg sangat membantu. Disana juga saya mengalami saat saat yg sangat sangat depresif dan sangat2 menjatuhkan semangat hidup saya. Saya sempet menumpahkan emosi saya di Facebook yg menunjukan kalau saya menyerah dan memilih untuk 'diangkat'.

Kok bisa sebegitunya? apa yg terjadi? Setau saya kamu orangnya sangat2 positive minded dan sangat2 ahli menangani stress??
Pada hari itu, saya check-up ke dokter dimana saya mendapat info2 yg sangat membantu, SEKALIGUS juga kenyataan yg sangat pahit. saya mendapatkan fakta kl penyakit saya secara medis sampai saat ini tidak bisa disembuhkan, karena penyakitnya sangat2 langka, dan belum ada obat yg bisa membunuh sel ASPSnya (yg saya minum sekarang adalah obat kanker ginjal karena tidak ada obat kanker ASPS di dunia ini). Diikuti lg kabar kalau lutut kanan saya sudah hancur. Untuk bisa jalan lg solusi terbaik adalah amputasi diikuti pemasangan prosthesis leg (kaki palsu), atau penggantian tulang dengan platinum yg merupakan pilihan saaaaangat mahal, rumit, sakit, tidak kuat, dan tidak sebersih amputasi.

Malamnya, sewaktu saya berjuang untuk tidur, tumor humerus kiri mendadak sakit.. diikuti sakit kepala yg sangat2 sakit.. disitulah di saat saya kesakitan yg amat sangat, diikuti dengan pikiran2 tidak bisa sembuh dan amputasi.... saya menyerah... saya berseru berulang2 dalam hati 'Tuhann kalau Kau sayang saya TOLONG dan saya MOHON angkat saya untuk mengakhiri penderitaan ini'... Malam itu merupakan hari yg sangat2 panjang dan tidak terlupakan deritanya.

Besoknya, lagi2 kepala sakit... kali ini lebih parah! saya sampai epilepsi, kejang2, sambil teriak2 kaya yg kesurupan dan diikuti dengan lupa ingatan. Tidak percaya? Tante Sumi yg merupakan apartement room mate saya menjadi saksi (akan saya tag untuk mengkonfirmasi). Ambulans datang dan saya dirawat di Rumah sakit dan didiagnosa penyebaran tumor di otak. Saya shock.. Waduh, 4 aja blum beres tambah 1 lagi? Tambahnya jg dilokasi yg mengancam nyawa? Yah.. berusaha tegar aja deh.. Saya uda siap diangkat kok..

Bro... tegar banget ya kamu?
Itu bukan tegar.. tapi nyerah.. pasrah.. drop.. down.. kecewa.. hahaha.. menyedihkan sangat bukan..?

Trus kesaksiannya mana?
Bgini, kesimpulannya saya sudah menjelaskan kalau saya sempat drop/down (menurut saya, yg saya alami termasuk berat... Iya kan ya?), kejadian ini bisa terjadi juga ke kamu, maksud saya BUKAN PENYAKITNYA, tapi kondisi drop/downnya. Entah kecewa sama anggota keluarga, diputusin pacar, masalah finansial, kehilangan orang yg dicintai, stress kerjaan dan banyak lg kondisi yg lainnya. Pertanyaan yg biasa muncul pertama kali biasanya "MENGAPA Tuhan memberi pencobaan ini terjadi terhadap saya?". Banyak jawaban yg muncul, tapi jawaban yang paling tepat buat saya, saya dapet dari teman saya Viranda. Tar pipis dulu.. :D

YEEEEE malah pipis.. cepet atuhh... 
Im backkkk! Apa td pertanyaannya?

Jadi? MENGAPA Tuhan memberi pencobaan ini terjadi terhadap kita?
sebenarnya pencobaan TIDAK PERNAH datang dari Tuhan. Pencobaan datang dari iblis. Tuhan yg merupakan figur Maha Kuasa dengan mudahnya bisa menepis pencobaan yg dari iblis seperti membalikan tangan.

Trus? Mengapa Tuhan yg sayang kita membiarkan pencobaan ini terjadi??
Inget ini... ---> karena Tuhan TAU kl kita BISA MELEWATINYA! <---

Tapi ini terlalu berat!
Yap... itu yg saya rasakan.. Terlalu berat.. Bayangin, secara jasmani saya menderita, pulang dari Singapore, saya makan obat dimana efek sampingnya cuma bisa bikin saya makan bubur TIAP HARI.. Batuk darah 2 gelas sampai akhirnya dirawat di rumah sakit, bokong lecet sampe nangis2, berdiri ga bisa kaki udah rusak, duduk bokong lecet, tidur tgn sakit, kl batuk juga destruksi tulang di tangan sakittttt banget... tiap saat begitu.. Belum lagi operasi2 yg harus saya jalani. Amputasi 2 minggu  lagi, diikuti penyedotan abses di otak, tangan kiri jg, blum tgn kanan, paru2 yg hrs dirawat, makan yg membosankan, konsumsi obat yg berefek samping harus saya konsumsi seumur hidup,dll.. BELUM lg secara pikiran dimana saya tidak bisa pergi2, nongkrong sama teman, dan bekerja. Mungkin buat kamu bisa diatasi, tapi buat saya TERLALU BERAT.

Terus bagaimana kamu atau saya melewati pencobaannya?
Saya BELUM melewatinya kok.. tp saya PERCAYA kl saya/kita BISA MELEWATINYA. Saya ulangi... Kita BISA MELEWATINYA... Saya bertahan, tidak berhenti berharap, tidak berhenti percaya, tidak berhenti bersukacita.

Saya malah dalam kondisi ini merasa sangat diberkati loh. Tuhan kasih saya support yg BESAR dari saudara dan teman. Sangattt besar yg membuat saya bersyukur walau lagi dalam pencobaan yg buat saya sangaaat berat melawan penyakit ini.. Smuanya semangat dan tulus buat saya yg bikin saya sadar kl saya beruntung disayang banyak orang. disayang banyak orang itu PRICELESS !:D

Dengan menjalani pencobaan dengan iman, sukacita, pemikiran positif, percaya diri dan semangat pantang menyerah, saya merasakan bedanya. Semua lebih ringan terasanya, membuat kita yakin kita BISA MELEWATINYA. Amputasi? ga takut.. malah ga sabar. Kl saya diamputasi, dalam 4 bulanan mendatang saya bisa jalan lagi loh pake kaki palsu. ASYEEEKKKK! Mudah2an bisa jadi best man adikku married Agustus mendatang. Saya pengen pake jas putih, dasi tipis hitam  dan sepatu mahal jalan di hari bahagianya :D ~amiennn~

WOW... Kamu terlihat semangat sekali? kayanya saya mengerti maksud kamu deh...
Bagusssss kl kamu mengerti.. Coba kesimpulannya jadi apa?

Kesimpulannya : -Tuhan tidak akan membiarkan pencobaan atau masalah yang diluar kemampuan kita, yakin dan percaya kalau KAMU BISA MELEWATINYA. Jalani pencobaan dengan semangat, sukacita, dan semangat. Tanpa disadari ada berkat atau pelajaran yg terselip dibalik pencobaan yg kita hadapi-
Yup! beeeetul sekali.. Skalian saya tambahin.. Smua pengharapan, semangat, dan sukacita yg saya dapatkan sekarang sudah keliatan donk datang dari mana? Yup smua karena ikut campur tangan our ALMIGHTY GOD. Kl saya yg dalam kondisi bgini bisa bersukacita, knapa kamu tidak?? Jangan mengeluh, masih banyak yg lbh menderita dari kita... 

Wah wah thanks ya atas sharing ato kesaksiannya... Bagaimana cara saya berterimakasih sama kamu?
Itu tujuan saya. Saya mau buat note yg mudah2an bisa menguatkan yg bacanya. Merasa note ini ada gunanya? Mau berterima kasih sama saya? Cukup sebarin note ini ke banyak orang (link note di bawah).... Di facebook, blog, broadcast, apapun itu.. dengan begitu berkat saya berlipat-lipat, sama minta doanya... itu yg penting.. Thanks yaa.. :D

OK Bro, saya tunggu note selanjutnya ya..
yappp.. Makasih Udah baca yakkk.. byeeee!!!

Artikel 3

Notice
Ini adalah tulisan "What Cancer Has Taught Me" saya yg ke 3. Kalau ingin membaca note  saya yang sebelumnya buka aja gayot.posterous.com
Tulisan ini ditulis bukan hanya untuk kalangan sendiri. Tulisan ini ditulis dengan harapan bisa  membantu dan menjadi kekuatan bagi orang yang baca.
About Me
Hi! Nama saya Rheza Christian. Umur saya 28 tahun. Masih muda tp udah hrs married, kl kata  orang sih. #alah
Saya penderita kanker yang sangat langka yang disebut ASPS (Alveolar Soft Part Sarcoma).  ASPS adalah Sarcoma yg bisa tumbuh dimana saja. ASPS juga bersifat memakan tulang. 
ASPS sudah menghancurkan tulang lutut kaki kanan, tulang humerus tangan kiri, tulang humerus  tangan kanan, dan tulang kerangka kepala. Hancurnya tulang tersebut membuat saya ngga  bisa berjalan, dan ngga bisa angkat tangan. 
Kondisi saya sekarang sih sangat baik semenjak amputasi kaki kanan (28 Maret 2011). Badan lebih segar, dan ga pucet. Kalo dulu saya harus selalu pakai jaket karena selalu kedinginan, sekarang udah normal ga kedinginan lg. Udah bisa nyanyi juga loh.. (terakhir nyanyi di Glosis pas ada live band, sangking semangatnya gigi sampe nabrak mic.. :p). -will post the video later-
Introduction
Kita sebagai manusia pasti pernah kehilangan. Entah itu kehilangan pacar, uang, barang, atau malah kehilangan orang yg kita sayangi karena dipanggil oleh Tuhan. Kebanyakan kehilangan itu sangat menyakitkan atau bikin sedih. Emang sih ada kehilangan yg bikin happy, kaya kehilangan jerawat, kehilangan bisul dan lainnya. Kali ini saya menulis tentang  cara menghadapi kehilangan yg bikin stres, sedih, atau malah suicidal. Mudah2an bisa  menjadi kekuatan dan berkat untuk yg membaca.
Kehilangan Yang Menyakitkan
Saya sendiri banyak sekali mengalami kehilangan yg bener2 bikin sedih dan down. Contoh yg paling keliatan adalah kehilangan kesehatan. Karena ASPS yg menyerang paru2 saya, saya  kehilangan kebebasan bernapas. Kadang sesek, kadang batuk, kadang batuk keluar darah,  dan jadi sangat2 sensitif sama yang namanya bau. Ada bau masakan, atau parfum , langsung  batuk2 dan sesek napas. Makanya temen yg dateng untuk menjenguk saya wanti2 untuk  tidak memakai parfum atau lotion atau bedak atau apapun yg wangi2. ASPS juga sudah  menghancurkan kedua tulang humerus tangan saya sehingga saya kehilangan kemampuan  untuk mengangkat barang bahkan mengangkat tangan sendiri. Dan tentu saja ASPS sudah  menghancurkan tulang lutut kaki kanan saya yg mengakibatkan saya harus amputasi untuk  bisa berjalan menggunakan kaki palsu (Mudah2an bulan depan udah bisa ukur kaki palsu). 
Saya juga baru saja kehilangan tante saya bulan Januari silam karena kecelakaan. Beliau  tertabrak motor yang mengakibatkan kedua kakinya patah dan menghancurkan isi perutnya. Beliau mengalami pendarahan parah dan akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.  Memang sih saya jarang ketemu dengan beliau dan memang saya tidak terlalu dekat  dengan beliau. Tapi dulu waktu saya masih toddler, beliau sering bawa saya jalan2. Waktu  kehilangan beliau saya sedih banget. Tapi akhirnya bisa terima juga karena yakin beliau  pasti bahagia di atas sana. Saya juga sadar, hidup kita bener2 di tangan yg di atas. Saya  berjanji dalam hati di depan coffin beliau kalau saya tidak akan menyerah untuk berjuang  melawan penyakit saya, untuk meneruskan perjuangan hidup beliau yg betul2  mengutamakan keluarganya. In memoriam... Seny Medellu.
Hal seperti ini mungkin juga pernah dialami kamu atau malah mungkin sedang mengalami. 
Stress? Frustrasi? Sedih? Itu wajar dialami kita semua. Yang membedakan bagaimana kita  menghadapi kehilangan tersebut. 
Menghadapi Kehilangan Yang Menyakitkan
Pertama2, berserah kepada Tuhan. Percayalah kalau ini adalah rancangan yg indah. Tuhan  tidak pernah memberikan rancangan kecelakaan (Yeremia 29:11).
Berdoalah pada Nya supaya bisa diberikan kekuatan dan penghiburan. Jangan mengeluh,  tetap bersyukur untuk hal2 lain yang kita punya. Tuhan selalu mendengarkan doa kita. 
Baca firmanNya, karena dengan membaca firman kita akan mendapatkan kekuatan dan  solusi yg tepat.
Kedua, percayalah kalau pada akhirnya semua akan membaik malah lebih baik! Banyak  sekali contoh orang yg kehilangan dan membuat stress akhirnya malah lebih baik.  Contohnya kejadian yg dialami kenalan saya Om Wiwih. Dulu, beliau masih belum ada  penghasilan yg baik, beliau mengumpulkan uang susah payah untuk membeli motor yang  rencananya akan dipake untuk usaha. Setelah akhirnya terkumpul, belilah sebuah motor.  Tapi apes, baru pake sebentar (kira kira 1 mingguan). Motornya hilang dicuri orang. Wah  beliau betul2 down dan frustrasi. Motor hilang, dan bingung mau bagaimana membiayai  keluarga. Akhirnya dengan terpaksa beliau bekerja di tetangganya. Disana ternyata dia  belajar banyak hal, dan akhirnya membuat usaha sendiri. Sekarang beliau sukses luar biasa.  Jangankan motor, mobil dan lain2 pun bisa dibeli.
Saya pun sering sekali mengalami kehilangan tapi pada akhirnya saya mensyukuri kehilangan  tersebut. Misalnya sekarang. Kanker telah membuat saya kehilangan banyak hal. Tapi  kanker sudah mengajarkan saya untuk menghargai hidup, kanker mengajarkan saya untuk  menghargai kesehatan dan hidup sehat, stop smoking, stop minum minuman keras dan  mengatur kebiasaan makan. Kanker juga mengajarkan saya selalu bersyukur atas semua hal  kecil yg kita miliki. Dan tentunya, kanker membuat saya kembali ke jalan yg benar. Tulisan  ini pun (yg mudah2an bisa menjadi berkat) ditulis karena saya menderita kanker. Oya, saya  juga baru kehilangan tulisan ini td. Udah tulis panjang eh ga kesave. Kesel banget rasanya  dan terpaksa ngulang. Tapi pas ngulang ide2 baru malah muncul. 
Ketiga, kita harus bersikap positif. Mengapa harus positif? Karena bersikap positif akan  membuka peluang untuk mendapatkan berkat yg lebih dan juga membantu melewati fase  kehilangan yg menyakitkan. Misalnya ada teman saya yg baru putus dengan pacarnya. Wah  dia sedih banget karena semuanya jadi beda. Tapi walaupun dia sangat sedih, Dia tidak  mengurung diri dan berlarut2 dalam kesedihan. Dia berusaha tersenyum dan menjalani  hidupnya dengan biasa, pergi dengan teman2nya, berkenalan dengan teman2 baru dan  akhirnya mendapatkan pacar baru yg lbh baik. Sekarang dia sudah menikah, punya anak  dan sangat bahagia. 
Bayangkan kalau kita berlarut2 dalam kesedihan. Pertama rasa sedih akan terasa lebih sakit.  Dan kita kehilangan banyak peluang mendapatkan berkat yang lebih baik. 
Penyesalan SELALU Datang Terlambat
Seringnya kita tidak mensyukuri apa yang kita punya. Malah lebih sering mengeluh. Dulu  mana pernah saya bersyukur karena bisa jalan. Mana pernah saya bersyukur saya bisa angkat  tangan. Gaya hidup juga seenaknya dan merasa tidak akan sakit. Tidak pernah bersyukur kalau  saya sehat, bisa bekerja, bisa hang out sama teman2 dan melakukan kegiatan2 lainnya yang  sekarang sudah tidak bisa dilakukan. Sekarang semuanya udah ga bisa, nyesel deh. 
Hidup kita di tangan yang Maha Esa. Kita tidak bisa tau apa yg akan terjadi dengan kita.  Maka itu, kalian yg masih punya keluarga, teman, kesehatan, dan banyak lagi,bersyukurlah! 
Dari pengalaman tersebut, saya belajar bersyukur atas semua yg saya punya. Walaupun saya  kehilangan banyak hal, saya punya papa yg rajin, mama yg sabar, dan adik2 yg sangat  sayang sama saya. Belum lagi saudara2 dan teman2 yang banyak memberikan kekuatan  kepada saya untuk berjuang, menyemangati, membantu secara material dan selalu  memberikan penghiburan. Saya juga masih bisa makan enak, tidur nyenyak, ngoprek2 gadget (Android), dan banyak  lagi. Kalau saya bisa bersyukur, kenapa kamu tidak? Maka dari itu saya ulangi lagi,  bersyukurlah! 
Conclusion 
Jangan lupa, hidup itu sangatlah indah. Memang kita tidak mungkin luput dari pencobaan,  kehilangan, dan banyak hal lainnya yg menyakitkan dan bikin down. Kita hanya harus yakin,  pada akhirnya, semua akan menjadi lebih baik.
Kalau kamu lg di rumah, lihat keluargamu dan bersyukurlah kamu memiliki mereka. Peluk  mereka dan katakan betapa berharganya mereka dari apapun. Katakan betapa  bersyukurnya kamu memiliki mereka. Katakan sekarang karena kita tidak tahu, kapan Tuhan  akan memanggil mereka.
Kalau kamu sehat, bersyukurlah! 
Kalau kamu hidup berkecukupan walau tidak bergelimpangan, bersyukurlah! 
Kalau kamu masih bisa makan dan menyambung hidup, bersyukurlah! 
Banyak sekali hal yg bisa kita syukuri kan? 
Akhir kata saya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah membaca tulisan saya yg jauh  dari sempurna ini. 
Kalau kamu merasa tulisan ini bisa juga menjadi berkat buat orang lain, tolong share tulisan  ini (gayot.posterous.com) supaya saya bisa menjadi berkat buat banyak orang entah  itu lewat email, facebook, twitter, broadcast bbm, dan lainnya. Menjadi berkat buat banyak  orang sangat memacu dan memberikan semangat untuk saya. 
Sekali lagi thanks for reading! God Bless!

Categories: , ,

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑