Tuesday, June 19, 2012

Buy New Mac Pro ??

Yang sedang berpikir untuk membeli komputer desktop Mac Pro baru sebaiknya membaca artikel ini terlebih dahulu. Siapa tahu jadi berubah pikiran setelah itu.
Dari Lifehacker :)



Categories: , , ,

Setelah Myanmar, Tinggal 2 Negara yang Belum Tersentuh Coca-Cola

Copy paste dari Detik.com Dari dulu memang kagum dengan distribusi Coca cola, benar-benar ada dimana-mana. Mantappss !!

Jakarta - Jaringan Coca-Cola begitu luas di seluruh dunia, sampai-sampai rasanya tidak ada yang tidak mengenal minuman soda ikonik ini. Ternyata, saat ini warga Kuba dan Korea Utara belum bisa menikmati Coca-Cola, sementara masyarakat Myanmar baru akan mencicipi kesegarannya.

Berdasarkan berita yang dilansir Associated Press, The Coca-Cola Company menyatakan akan segera menjual kembali produk-produknya di Myanmar, Kamis (14/5) lalu. Perusahaan ini baru akan memasuki Myanmar lagi setelah 60 tahun berlalu.

Dulu, The Coca-Cola Company pertama kali berbisnis di Myanmar pada 1927. Namun, pemerintah Amerika Serikat melarang perusahaan asal Negeri Paman Sam berinvestasi di negara-negara Asia Tenggara yang masih dalam proses reformasi demokrasi. Myanmar sendiri masih dikuasai junta militer hingga 2011.

Bulan lalu, pemerintah Amerika Serikat telah mencabut sanksi tersebut. Perusahaan-perusahaan asal negara adidaya ini pun dapat segera menanamkan saham di Myanmar setelah izin keluar. Coca-Colamenjadi salah satu perusahaan yang memasuki atau melakukan penetrasi ulang ke pasar Myanmar.

Selagi mendirikan tempat beroperasi di Myanmar, Coca-Cola akan mengimpor produk-produknya dari negara-negara tetangga. Perusahaan pembuat soft drink terbesar di dunia ini akan mendonasikan $3 juta (setara Rp 28 milyar) untuk mendukung penciptaan lapangan kerja bagi wanita Myanmar. Coca-Cola akan bekerja sama dengan PACT, kelompok non-pemerintah yang mendukung inisiatif ekonomi dan kesehatan di negara-negara berkembang.

Sebenarnya, hanya Korea Utara yang sama sekali belum pernah dijamah oleh Coca-Cola. Kuba adalah salah satu negara pertama tempat beroperasinya Coca-Cola, tepatnya pada 1906. Namun, pemerintahan Fidel Castro mulai menyita aset swasta setelah Revolusi Kuba. Banyak perusahaan dilikuidasi dan keluar dari Kuba pada 1960.

Tak berbeda jauh dengan keadaan di Cina. Pada 1949, Coca-Cola dan perusahaan asing lain diusir oleh pemerintahan komunis. Setelah hubungan diplomatik Amerika-Cina kembali terjalin pada 1979, Coca-Colamengirimkan 20,000 peti minuman soda unggulannya dari Hong Kong yang saat itu masih menjadi jajahan Inggris. Hingga saat ini, produk Coca-Cola di negara-negara tersebut masih diperoleh dari pihak ketiga yang independen.

(dyh/odi)

Categories: , ,

Google Blockly

Membaca LifeHacker seperti biasa saat sampai di kantor. Dan lagi-lagi kagum dengan Google karena ada berita mengenai Google Blockly. Tool programming baru dari Google.

http://lifehacker.com/5917581/google-blockly-is-a-visual-drag+and+drop-tool-for-building-apps-and-learning-to-code
http://www.wired.com/wiredenterprise/2012/06/google-blockly/
Sekilas langsung tampak mirip dengan App Inventor, dulu saat pertama kali mencicipi programming di Android, sempat menggunakan App Inventor, memiliki interface yang luar biasa visual dan menyenangkan untuk pemrograman sederhana. Ternyata keputusan App Inventor yang dihentikan Google beberapa bulan yang lalu kemudian kembali meluncurkan project open source baru ini. Blockly.
Sama saja terinspirasi dari MIT Scatch, Blockly menurut saya lebih ringan dari App Inventor dulu dan yang pasti karena tidak lagi dalam bentuk aplikasi JAVA murni dari HTML dan Javascript tampaknya, sangat ringan, cepat tapi tetap dengan kemudahan nyaris sempurna seperti aplikasi desktop.
Yang menyenangkan lagi dari Blockly ini adalah hasilnya bisa diexport ke beberapa bahasa pemrograman secara langsung yaitu Javascript, Dart, Python dan XML semudah mengklik tab di interfacenya.
Secara umum ini jadi tool yang woth to try, bahkan kalau mau main-main juga disediakan Maze untuk diselesaikan. Selamat mencoba.

Penyelesaian tanpa logic :p

Categories: , , ,

USB Tethering & Transparent Screen

Sejak Android versi 2.2 (Froyo) ditambahkan kemampuan untuk menjadikan handset Android portable WiFi hotspot. Selama ini saya sering menggunakan kemudahan ini untuk mengakses internet. Dengan berlangganan internet di tablet Android saya (milik kantor sebenarnya) kemudian bisa dibagi-bagi aksesnya dengan mengaktifkan portable WiFi hotspot yang terletak di Setting >> Wireless & Network >> Tethering & Portable Hotspot  dan kemudian mencentang untuk mengaktifkan pilihan portable wifi hotspot.
Nyaman digunakan meskipun terasa seperti ada penurunan speed, katanya bisa sampai 5 device, tapi saya baru pernah di maksimal 3 device.

Kemudian baru-baru ini saya mencoba-coba pilihan yang satu, yaitu USB Tethering. Saya sebelumnya tidak pernah mencoba karena khawatir akan merepotkan, harus mensetting macam-macam di komputer. Tapi ternyata begitu saya mengaktifkan pilihan USB tether, secara otomatis di komputer saya akan terhubung, tidak perlu install driver apapun dan tidak perlu setting apa-apa lagi. Saat menggunakan OS Windows XP, begitu mengaktifkan USB Tether maka akan dikenali hardware baru yang dinamai Remote NDIS based internet sharing device. Setelah loading sebentar kemudian internet sudah bisa dipakai di komputer saya, sangat mudah. Dan bahkan saat saya coba di OS ubuntu 11.10 saya, USB Tethering ini juga langsung terkoneksi tanpa perlu mensetting apapun. Mantap !!!
Kemudian baru-baru ini juga menemukan aplikasi lucu untuk android, yaitu Transparent Screen. Aplikasi lucu yang bisa membuat tampilan layar background kita menjadi seperti transparan dengan menggunakan kamera di device kita untuk secara realtime mengambil gambar yang membuat seperti kita bisa melihat menembus handheld. Layak untuk dicoba, meskipun pastinya akan draining batere kita.

Categories: , , , , ,

Friday, June 8, 2012

HTML 5 Test

Baru saja tahu mengenai web untuk mengecek kompatibilitas browser kita terhadap HTML 5. Kalau mau langsung ngecek, bisa langsung menuju link ini http://html5test.com/.
Sederhana interfacenya, dengan sistem skor yang dijelaskan dengan baik latar belakangnya.
Dengan browser firefox 3.08 saya (kuno banget ya *-*) didapat skor sebagai berikut

Web ini juga mempunyai database perbandingan nilai untuk berbagai browser, terpisah di beberapa kategori, desktop, mobile, tablet, gaming, dan television.
Agak kaget dengan hasilnya, sementara ini untuk browser Desktop, nilai tertinggi diperoleh oleh Maxthon, sering dengar sih namanya, tapi seumur-umur saya belum pernah memakainya. Dan yang lebih mengagetkan di bagian Mobile dan Tablet, saya kaget dengan kepemimpinan browser Blackberry disana. Ternyata kualitasnya sangat OK, dan bahkan untuk bagian Upcoming yaitu browser yang masih dalam tahap Development atau Beta, Blackberry 10 menjadi juara. Saya belum pernah mencoba sih, semoga memang sebagus itu ya, demi keberlanjutan OS Blackberry yang semakin menurun pamornya.
At last, selamat mencoba di browser anda :)




Categories: , , ,

Inspirasi Pagi Ini

Pagi ini ceria membaca dua artikel yang menceritakan tentang kehebatan dua adik kelas saya dari kampus FTP UGM. Yang pertama mengenai sekelompok mahasiswa (keliatannya dari TPHP) yang mengembangkan eskrim dari bahan herbal dan diberi merek Herbatic (link kaskus). Prestasi yang hebat (biarpun banyak juga teman-teman saya yang menghasilkan produk bermutu dan juga memenangkan banyak penghargaan dari dulu) karena menurut saya mereka berhasil juga memasarkannya. Produk inovatif yang sangat OK dan dengan kerjasama pemasaran yang baik juga.

Yang kedua adalah tentang Widodo, ini adik kelas saya, satu angkatan di bawah saya, cukup mengenal akrab karena pernah bersama di beberapa proyek selama di kampus dulu. Dari share link Facebook teman saya, jadi tahu kalau teman saya ini masuk koran dengan prestasi yang oke (link artikel). Hebat Mas Wid, kagum banget, sampe terharu saya.
Seorang pemuda, memberdayakan satu desa, membangunkan desa yang terpuruk karena bencana, membangkitkan semangat orang-orang disana.


Dan begitu agak siang ada tambahan berita lagi, kantor saya akan mengadakan semacam seminar internal (nama kegiatannya Light) dengan memanggil narasumber Bung Leonardo Kamilius. Mungkin seperti saya banyak juga yang belum mengenal beliau. Tapi setelah sekilas membaca portofolio-nya, saya langsung jatuh kagum kepada beliau, menurut saya kisah hidup yang luar biasa.

Leornardo Kamilius, salah satu pemilik IPK tertinggi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk angkatan kelulusan 2008 ini, adalah pendiri Koperasi KASIH Indonesia (KKI) yang merupakan sebuah bisnis sosial dengan misi menyediakan bantuan finansial dan inovatif kepada masyarakat tidak mampu untuk membantu mereka keluar dari kemiskinan. Leon, yang juga sempat berpartisipasi membantu korban gempa di Padang pada tahun 2009, sebelumnya bekerja di perusahaan ternama seperti Procter&Gamble dan McKinsey hingga memutuskan untuk mendedikasikan usahanya kepada masyarakat kurang mampu. Kesuksesan pendirian KKI ini sempat menjadi fitur dalam Jakarta Globe, Reader’s Digest, Metro TV, dan SCTV.
Selain berhasil mendirikan KKI, Leon memiliki sejumlah prestasi lain yang termasuk menjadi juara nasional dalam kompetisi bisnis Procter&Gamble’s B-Champion pada tahun 2007 dan Trust by Danone pada tahun 2008 .

Koperasi Kasih Indonesia, merupakan buah dari perjalanan hidupnya. Beliau yang sudah bisa dibilang mapan menjadi eksekutif di perusahan multinasional, dengan prestasi yang gemilang, memilih untuk keluar dan hidup sesuai visi yang dibuahinya. Untuk memutus lingkarang kemiskinan di Indonesia.
Dimulai di daerah Cilincing, Jakarta. Tempat yang juga saya pandang sebagai wilayah Jakarta yang tidak menyenangkan, beliau membangun Koperasi ini untuk memeberikan kredit mikro tehadap penduduk sekitar, dengan nilai yang kecil-kecil, bunga yang minim dan sistem cicilan yang sekalian sebagai pelajaran menabung bagi mereka.

So how does the business work?
I’ll give you an example. People who borrow Rp 1 million pay a weekly installment of Rp 50,000, which they pay 25 times over a six-month period. The extra Rp 10,000 a week is divided into two, with Rp 5,000 considered the interest and put into the cooperative’s account for operational expenses, and the remaining Rp 5,000 put into the borrower’s savings account. 

KKI telah memberikan kredit kepada 275 orang dengan nilai mulai Rp 500.000,00. Orang-orang dengan penghasilan belasan ribu rupiah ini pun berkesempatan untuk mengembangkan usahanya. Pemberian kreditnya juga disertai dengan pendidikan mengenai usaha juga, jadi sekaligus membina masyarakat tersebut.
Semua kisah diatas benar-benar inspiratif, merasa jadi orang yang semakin kecil dan belum berguna apa-apa. Semoga segera bisa bergabung dengan deretan orang-orang tersebut dan membangun Indonesia yang lebih baik. :)


Categories: , ,

Korupsi Rp 3 Juta Divonis 4 Tahun Bui, Korupsi Miliaran Rupiah?

Murni copy paste dari Detik.com. Berita yang sangat menarik. (link asli).

Jakarta Herlina Koibur meradang karena dihukum 4 tahun penjara gara-gara korupsi Rp 3 juta hingga mencari keadilan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Dia menerima jika divonis korupsi tapi menolak dihukum 4 tahun penjara karena terlalu berat.

Herlina beralasan masih banyak terpidana korupsi yang nilainya berlipat-lipat darinya tapi malah dihukum lebih rendah. Benarkah?

Berikut catatan detikcom, Jumat (8/6/2012) atas beberapa vonis korupsi:

1. Mindo Rosalina Manurung

Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan vonis 2,5 tahun bui. Vonis ini lebih rendah dari tuntutan Jaksa penuntut umum yang meminta hakim menjatuhkan vonis 4 tahun penjara. Rosa terbukti memberikan cek sebanyak 3 lembar kepada Sesmenpora senilai Rp 3,2 miliar.

2. Hari Sabarno

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor menjatuhkan vonis bersalah untuk mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Hari Sabarno, dalam kasus korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran (Damkar) tahun 2003-2004. Sabarno dijatuhi hukuman pidana penjara selama 2,5 tahun.

Hari dianggap telah menguntungkan diri sendiri dan pihak lain dalam proyek Damkar tersebut sehingga negara dirugikan sebesar Rp 97,026 miliar.

3. Nunun Nurbaeti

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor memvonis 2 tahun 6 bulan penjara kepada Nunun Nurbaetie. Ia terbukti bersalah memberikan cek perjalanan kepada anggota DPR periode 1999-2004 untuk pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 yang kemudian dimenangkan Miranda Swaray Goeltom dengan nilai Rp 24 miliar.

4. Korupsi Tanah Kuburan Rp 27 M

Kasus korupsi tanah kuburan ini bermula saat ada pembebasan lahan pada 2006 untuk pertamanan dan pemakaman di Kelurahan Lebak Bulus, Jaksel. Andi Wahab selaku Kasubbag Pembinaan Biro Perlengkapan Pemda DKI lalu menggandeng calo tanah, Teguh Budiono.

Jaksa mengendus adanya aroma korupsi sehingga menyidik dan membawa kasus ini ke persidangan. Jaksa menuntut Andi Wahab hukuman 17 tahun penjara. Tetapi oleh PN Jaksel diputus bebas. Jaksa lalu kasasi, tapi lagi-lagi MA memutus bebas Andi Wahab.

5. Ahmad Sujudi

Pada 23 April 2010, mantan Menteri Kesehatan Ahmad Sujudi divonis 2 tahun 3 bulan penjara dan denda Rp 100 juta. Ia dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi dalam pengadaan alat kesehatan tahun 2003 bernilai lebih dari Rp 10 miliar.

6. Bachtiar Chamsyah

Mantan Menteri Sosial periode 2001-20 Oktober 2009, Bachtiar Chamsyah diganjar hukuman selama 20 bulan penjara dalam kasus korupsi pengadaan sarung, mesin jahit dan sapi di Departemen Sosial pada 2004-2008. Proyek tersebut bernilai Rp 33,7 miliar. Politisi PPP ini sudah bebas.

7. Korupsi Traktor

Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) Hendra Amara dan tetap menghukum 1 tahun 3 bulan penjara karena terbukti melakukan korupsi dalam pengadaan alat berat senilai Rp 12,1 miliar.


Tanya kenapa? ;)

Categories: , , , ,

Monday, June 4, 2012

Misteri Ubuntu


Sempat terpukau sesaat kemarin saat membaca salah satu diskusi di Forum Komputer Kaskus, di sub forum Linux dan OS selain Microsoft dan Mac. Ada diskusi yang awalnya saya kira sederhana mengenai kasus yang tampaknya sederhana di Ubuntu. Saya yang bertahun-tahun menggunakan Ubuntu pun tidak pernah memikirkannya dan mengangapnya sebagai hal yang sederhana, tidak menganggap rumit sama sekali, tetapi saat membaca diskusi halaman pertama saya jadi ragu dengan pemikiran sederhana saya, rasanya saya jadi tidak bisa menjawab pertanyaan yang didiskusikan disitu dan semakin merasa kalau saya begitu dangkalnya selama ini dalam mengenal Ubuntu.
Silahkan lihat pertanyaan lengkapnya disini http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3467589.
Intinya user ini mempertanyakan saat kita menginstal Ubuntu, kita tidak diberi pertanyaan untuk memasukkan password ROOT, tapi disuruh membuat user dan password untuk user tersebut. Tapi kemudian kita bisa mengakses command yang seharusnya hanya bisa dilakukan oleh root dengan SUDO, jadi apakah sebenarnya ROOT di Ubuntu itu? apa hubungannya dengan user yang kita buat saat install?
Ini screen shoot dari pertanyaan lengkapnya.

Dari pertanyaan yang awalnya tampak sederhana ini muncullah suatu diskusi yang alot dan tampak sama sekali belum terjawab dan jelas.
Pendapat awal yang muncul adalah dari agan kim-kim :

Defaultnya, user lw ma root satu grup ma sebuah grup yang bernama root. Jadi, sebuah user akan menaikkan akses dari owner ke grup dengan cara memasukkan password.
Nah makanya lw kudu masukin pass bwt akses ke root karena lw root adalah pemilik command tersebut dan lw satu grup ma dia...
Kemudian di-amin-i oleh beberapa user lain, karena dianggap cukup logis dan bisa diterima. bahkan didukung oleh agan wupz :

Ubuntu secara default memang begitu. User yang dicreate pertama kali saat installasi akan masuk ke group admin, dimana member dari group ini bisa menggunakan perintah sudo (menjalankan perintah sebagai root CMIIW). Dan value dari password root adalah kosong (no password) yang tentu saja secara default user tidak bisa login dengan id root CMIIW. Sehingga dalam hal ini, user memang tidak bisa login dengan id root, dimana memang itu sangat berbahaya.
Jika Anda bikin user lagi, dan tidak di add ke group admin, dia tidak bisa menggunakan perintah sudo.
Tapi oleh bung TS yang nampak kurang puas, diperdalam lagi pertanyaan itu. Berarti dengan begitu keadaannya, Ubuntu akan mirip seperti Windows dengan Administratornya dan betapa tidak hebatnya ROOT yang berarti bisa dibuatkan passwordnya oleh user biasa.
Kemudian di page 2 muncul agan mango yang muncul dengan mantapnya, dan kemudian menjelaskan dengan cukup sangat jelas.

@ts dan yang lain
kesampingkan dulu semua asumsi dan pengetahuan soal root, sudo, dan user saya. Informasi yang gue kasih mungkin ngga 100% bener, tapi jangan takut,
gue bakal bilang gue sendiri ngga yakin kalo gue ngga yakin.

Gue lurusin beberapa hal dulu ya, dari yang paling basic.

1. Pada semua distribusi linux (dan varian unix) ada dua tipe user : "superuser" dan "(normal) user"
2. Yang termasuk kedalam tipe "superuser" (biasanya) adalah root, dan yang termasuk kepada tipe "(normal) user" ya user yang ngga punya root privileges (misal, user "saya")

Persoalan user dan group dan file permission/privileges
3. Kalau kita ngomongin soal file privileges, kita juga bicara soal
"user" dan "group". "user" dan "group" disini jangan dihubungin dengan tipe "superuser" dan "(normal) user" di poin gue yang ke-1 dan 2
4. Pada semua distribusi linux (dan varian unix), sebuah file dimiliki oleh satu orang user dan satu group
5. Ketika seorang user (misal: user "saya") dibuat oleh superuser, maka secara otomatis user "saya" dan group "saya" dibuat
6. Seorang user hanya bisa melakukan execute dan/atau read dan/atau write pada file user tersebut
7. Seorang user bisa "bergabung" ke dalam sebuah group atas seizin superuser
8. Seorang user yang telah bergabung kedalam group tertentu bisa
melakukan execute dan/atau read dan/atau write pada file yang dimiliki oleh group tersebut
9. Untuk mengubah kepemilikan sebuah file untuk seorang user dilakukan dengan perintah chown (sebagai superuser)
10. Untuk mengubah kepemilikan sebuah file untuk sebuah group dilakukan dengan perintah chgrp (sebagai superuser)

Soal su
11. Su adalah sebuah program yang mengizinkan seorang user untuk menjadi user lain (termasuk sebagai superuser) didalam login sessionnya (baca: setelah user tersebut login, baru bisa mengeksekusi perintah su sebagai user lain)
12. Ketika user mengetikkan perintah su dan diminta password, maka password yang diminta adalah password dari user yang ia ingin jadikan (misal password root atau password user lain)

Soal sudo
13. Sudo adalah sebuah program yang mengizinkan seorang user untuk mengeksekusi perintah sebagai user lain, termasuk sebagai superuser
14. Perintah-perintah apa saja yang bisa dieksekusi dan atas user siapakah perintah itu dijalankan, diatur dalam sudoers file (/etc/sudoers pada ubuntu)
15. Ketika user mengetikkan perintah sudo dan diminta password, maka password yang diminta bukanlah password user yang akan mengeksekusi perintah tersebut (misal, password root), melainkan password user itu sendiri (misal, password user "saya"). Beda dengan su (liat #12)
16. Session pada sudo bisa expired. Pada Ubuntu (kalo ngga salah) diset secara default selama 15 menit. Setelah itu password harus dimasukkan lagi

Soal spesifik pada Ubuntu
17. Secara default, superuser "root" pada Ubuntu di-lock. Dalam artian, root sama sekali tidak bisa login, tapi usernya tetap eksis. Passwordnya bukan kosong.
18. Setelah pertama kali install Ubuntu, seorang user dibuat (misal, user "saya"). User ini secara otomatis di-assign sebagai "System administrator"
19. User selanjutnya yang dibuat melalui "System->Administration->Users and Groups" secara default ngga akan jadi "System administrator" kecuali opsi "Administer the system" dicentang
20. Definisi dari "System administrator" pada Ubuntu (inget, bukan pada distro atau varian unix lain) adalah: User yang bisa menjalankan semua perintah root melalui sudo (sebagai root, poin #13)
21. Root pada Ubuntu bisa di-enable dengan :
Code:
$ sudo -i
$ sudo passwd root
Dengan gitu password root telah diset.
22. Root pada Ubuntu yang telah di-enable bisa di-disable/lock lagi dengan:
Code:
$ sudo usermod -p '!' root
Sudo dan Su
23. Model security dari sudo dan su pada dasarnya sama. Kalo pada su securitynya bisa ditembus, begitu juga dengan sudo dan sebaliknya.

Keuntungan Sudo
24. User ngga perlu lagi nginget password dari root, soalnya biasanya kelupaan.
25. Setiap command sudo yang dieksekusi, ada lognya di /var/log/auth.log => buat audit security dan buat rollback
26. Hacker biasanya brute-force password root, karena pada Ubuntu root sama sekalo ngga bisa login sebelum di-enable dan passwordnya diset (poin #21), maka brute-force sama aja boong kalo ngga tau user mana yang bisa execute sudo sebagai user.
27. Mudah transfer root privileges dari satu user ke user yang lain (poin #19) tanpa harus share password root dengan administrator lain
28. Session sudo timeout setelah jangka waktu tertentu (poin #16)
29. Sudo sangat fine-grained, hanya perintah-perintah yang didefinisikan di file sudoers saja yang bisa dijalankan. Berguna kalau misal kita ingin membuat user lain sebagai "system adminisrator" pada ubuntu tapi tidak mengizinkan perintah "shutdown" untuk dieksekusi.

Kerugian Sudo
29. sudo echo "foo" > /root/foo.txt misalnya ngga bisa jalan karena pada dasarnya shell/terminal yang dijalankan dengan user id kita yang mencoba untuk menulis file /root/foo.txt. Bisa diakalin pakai sudo "tee"

Semoga penjelasan gue cukup mudah untuk dimengerti buat semuanya. Tanya aja kalo ada yang ngga ngerti atau kalo ada yang salah 

Mantap penjelasannya. Langsung dengan poin-poin yang jelas sekali. Dan diskusi ini pun berakhir dengan kejelasan yang pasti, seingat saya semua pihak puas, saling mendapatkan hal yang berguna bagi masing-masing.
Sebenarnya kalau mau tahu jawabannya sudah ada dari page 1, di link di Ubuntu Help dari agan orccha. Silahkan kalau mau penjelasan lebih lengkap tapi dalam bahasa inggris bisa mengunjungi link ini.
Bravo Ubuntu, Bravo Canonical, Bravo Forum Linux Kaskus, Bravo Ubuntu user.. :D

Categories: , , , ,

Friday, June 1, 2012

Misteri Ubuntu

Sempat terpukau sesaat kemarin saat membaca salah satu diskusi di Forum Komputer Kaskus, di sub forum Linux dan OS selain Microsoft dan Mac. Ada diskusi yang awalnya saya kira sederhana mengenai kasus yang tampaknya sederhana di Ubuntu. Saya yang bertahun-tahun menggunakan Ubuntu pun tidak pernah memikirkannya dan mengangapnya sebagai hal yang sederhana, tidak menganggap rumit sama sekali, tetapi saat membaca diskusi halaman pertama saya jadi ragu dengan pemikiran sederhana saya, rasanya saya jadi tidak bisa menjawab pertanyaan yang didiskusikan disitu dan semakin merasa kalau saya begitu dangkalnya selama ini dalam mengenal Ubuntu.
Silahkan lihat pertanyaan lengkapnya disini http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3467589.
Intinya user ini mempertanyakan saat kita menginstal Ubuntu, kita tidak diberi pertanyaan untuk memasukkan password ROOT, tapi disuruh membuat user dan password untuk user tersebut. Tapi kemudian kita bisa mengakses command yang seharusnya hanya bisa dilakukan oleh root dengan SUDO, jadi apakah sebenarnya ROOT di Ubuntu itu? apa hubungannya dengan user yang kita buat saat install?
Ini screen shoot dari pertanyaan lengkapnya.

Dari pertanyaan yang awalnya tampak sederhana ini muncullah suatu diskusi yang alot dan tampak sama sekali belum terjawab dan jelas.
Pendapat awal yang muncul adalah dari agan kim-kim :

Defaultnya, user lw ma root satu grup ma sebuah grup yang bernama root. Jadi, sebuah user akan menaikkan akses dari owner ke grup dengan cara memasukkan password.
Nah makanya lw kudu masukin pass bwt akses ke root karena lw root adalah pemilik command tersebut dan lw satu grup ma dia...
Kemudian di-amin-i oleh beberapa user lain, karena dianggap cukup logis dan bisa diterima. bahkan didukung oleh agan wupz :

Ubuntu secara default memang begitu. User yang dicreate pertama kali saat installasi akan masuk ke group admin, dimana member dari group ini bisa menggunakan perintah sudo (menjalankan perintah sebagai root CMIIW). Dan value dari password root adalah kosong (no password) yang tentu saja secara default user tidak bisa login dengan id root CMIIW. Sehingga dalam hal ini, user memang tidak bisa login dengan id root, dimana memang itu sangat berbahaya.
Jika Anda bikin user lagi, dan tidak di add ke group admin, dia tidak bisa menggunakan perintah sudo.
Tapi oleh bung TS yang nampak kurang puas, diperdalam lagi pertanyaan itu. Berarti dengan begitu keadaannya, Ubuntu akan mirip seperti Windows dengan Administratornya dan betapa tidak hebatnya ROOT yang berarti bisa dibuatkan passwordnya oleh user biasa.
Kemudian di page 2 muncul agan mango yang muncul dengan mantapnya, dan kemudian menjelaskan dengan cukup sangat jelas.

@ts dan yang lain
kesampingkan dulu semua asumsi dan pengetahuan soal root, sudo, dan user saya. Informasi yang gue kasih mungkin ngga 100% bener, tapi jangan takut,
gue bakal bilang gue sendiri ngga yakin kalo gue ngga yakin.

Gue lurusin beberapa hal dulu ya, dari yang paling basic.

1. Pada semua distribusi linux (dan varian unix) ada dua tipe user : "superuser" dan "(normal) user"
2. Yang termasuk kedalam tipe "superuser" (biasanya) adalah root, dan yang termasuk kepada tipe "(normal) user" ya user yang ngga punya root privileges (misal, user "saya")

Persoalan user dan group dan file permission/privileges
3. Kalau kita ngomongin soal file privileges, kita juga bicara soal
"user" dan "group". "user" dan "group" disini jangan dihubungin dengan tipe "superuser" dan "(normal) user" di poin gue yang ke-1 dan 2
4. Pada semua distribusi linux (dan varian unix), sebuah file dimiliki oleh satu orang user dan satu group
5. Ketika seorang user (misal: user "saya") dibuat oleh superuser, maka secara otomatis user "saya" dan group "saya" dibuat
6. Seorang user hanya bisa melakukan execute dan/atau read dan/atau write pada file user tersebut
7. Seorang user bisa "bergabung" ke dalam sebuah group atas seizin superuser
8. Seorang user yang telah bergabung kedalam group tertentu bisa
melakukan execute dan/atau read dan/atau write pada file yang dimiliki oleh group tersebut
9. Untuk mengubah kepemilikan sebuah file untuk seorang user dilakukan dengan perintah chown (sebagai superuser)
10. Untuk mengubah kepemilikan sebuah file untuk sebuah group dilakukan dengan perintah chgrp (sebagai superuser)

Soal su
11. Su adalah sebuah program yang mengizinkan seorang user untuk menjadi user lain (termasuk sebagai superuser) didalam login sessionnya (baca: setelah user tersebut login, baru bisa mengeksekusi perintah su sebagai user lain)
12. Ketika user mengetikkan perintah su dan diminta password, maka password yang diminta adalah password dari user yang ia ingin jadikan (misal password root atau password user lain)

Soal sudo
13. Sudo adalah sebuah program yang mengizinkan seorang user untuk mengeksekusi perintah sebagai user lain, termasuk sebagai superuser
14. Perintah-perintah apa saja yang bisa dieksekusi dan atas user siapakah perintah itu dijalankan, diatur dalam sudoers file (/etc/sudoers pada ubuntu)
15. Ketika user mengetikkan perintah sudo dan diminta password, maka password yang diminta bukanlah password user yang akan mengeksekusi perintah tersebut (misal, password root), melainkan password user itu sendiri (misal, password user "saya"). Beda dengan su (liat #12)
16. Session pada sudo bisa expired. Pada Ubuntu (kalo ngga salah) diset secara default selama 15 menit. Setelah itu password harus dimasukkan lagi

Soal spesifik pada Ubuntu
17. Secara default, superuser "root" pada Ubuntu di-lock. Dalam artian, root sama sekali tidak bisa login, tapi usernya tetap eksis. Passwordnya bukan kosong.
18. Setelah pertama kali install Ubuntu, seorang user dibuat (misal, user "saya"). User ini secara otomatis di-assign sebagai "System administrator"
19. User selanjutnya yang dibuat melalui "System->Administration->Users and Groups" secara default ngga akan jadi "System administrator" kecuali opsi "Administer the system" dicentang
20. Definisi dari "System administrator" pada Ubuntu (inget, bukan pada distro atau varian unix lain) adalah: User yang bisa menjalankan semua perintah root melalui sudo (sebagai root, poin #13)
21. Root pada Ubuntu bisa di-enable dengan :
Code:
$ sudo -i
$ sudo passwd root
Dengan gitu password root telah diset.
22. Root pada Ubuntu yang telah di-enable bisa di-disable/lock lagi dengan:
Code:
$ sudo usermod -p '!' root
Sudo dan Su
23. Model security dari sudo dan su pada dasarnya sama. Kalo pada su securitynya bisa ditembus, begitu juga dengan sudo dan sebaliknya.

Keuntungan Sudo
24. User ngga perlu lagi nginget password dari root, soalnya biasanya kelupaan.
25. Setiap command sudo yang dieksekusi, ada lognya di /var/log/auth.log => buat audit security dan buat rollback
26. Hacker biasanya brute-force password root, karena pada Ubuntu root sama sekalo ngga bisa login sebelum di-enable dan passwordnya diset (poin #21), maka brute-force sama aja boong kalo ngga tau user mana yang bisa execute sudo sebagai user.
27. Mudah transfer root privileges dari satu user ke user yang lain (poin #19) tanpa harus share password root dengan administrator lain
28. Session sudo timeout setelah jangka waktu tertentu (poin #16)
29. Sudo sangat fine-grained, hanya perintah-perintah yang didefinisikan di file sudoers saja yang bisa dijalankan. Berguna kalau misal kita ingin membuat user lain sebagai "system adminisrator" pada ubuntu tapi tidak mengizinkan perintah "shutdown" untuk dieksekusi.

Kerugian Sudo
29. sudo echo "foo" > /root/foo.txt misalnya ngga bisa jalan karena pada dasarnya shell/terminal yang dijalankan dengan user id kita yang mencoba untuk menulis file /root/foo.txt. Bisa diakalin pakai sudo "tee"

Semoga penjelasan gue cukup mudah untuk dimengerti buat semuanya. Tanya aja kalo ada yang ngga ngerti atau kalo ada yang salah 

Mantap penjelasannya. Langsung dengan poin-poin yang jelas sekali. Dan diskusi ini pun berakhir dengan kejelasan yang pasti, seingat saya semua pihak puas, saling mendapatkan hal yang berguna bagi masing-masing.
Sebenarnya kalau mau tahu jawabannya sudah ada dari page 1, di link di Ubuntu Help dari agan orccha. Silahkan kalau mau penjelasan lebih lengkap tapi dalam bahasa inggris bisa mengunjungi link ini.
Bravo Ubuntu, Bravo Canonical, Bravo Forum Linux Kaskus, Bravo Ubuntu user.. :D


Categories: , , , ,

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑