Thursday, May 19, 2011

Akibat Kekal

Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.FOR WE know that if the tent which is our earthly home is destroyed (dissolved), we have from God a building, a house not made with hands, eternal in the heavens.2 Korintus 5:1
Baca dari PDL hari ke-4. Kalau kita meninggal nanti tubuh jasmani kita akan mati, tapi itu bukan akhir, sama sekali bukan akhir dari diri saya. Tubuh duniawi saya disebut sebagai kemah/tenda/tent yang suatu saat akan dibongkar (baca : "mati") dan itu berarti Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman yang kekal, building, a house, yang bukan merupakan buatan tangan manusia. Itulah tubuh rohani kita nanti di sorga.
Dari sini jelas nyata kalau kita sama sekali tidak dibuat untuk berakhir di dunia, kita diciptakan untuk kekekalan. Hidup kita sekarang bukan hanya untuk sekarang, tapi untuk kekekalan juga nanti.Kehidupan sekarang hanyalah persiapan untuk menghadapi kekekalan.
Apa implikasinya ? Kita akan berubah cara pandang terhadap masalah, kegiatan dan sasaran-sasaran kita. Ada yang akan nyata bahwa itu penting bagi persiapan kekekalan kita dan ada yang sebelumnya seperti penting dan ternyata ga penting sama sekali. Nilai-nilai kita berubah, cara menggunakan waktu dan uang akan menjadi lebih bijak. Prioritas akan tertata ulang.
Kalau hidup cuma berakibat di waktu hidup di dunia ini saja yang singkat, tanpa konsekuensi lanjutan, saya pasti menyarankan anda untuk menikmati hidup senikmat-nikmatnya, ambil apa yang anda mau, makan apa yang anda mau, gunakan apa yang anda mau dan intinya lakukan yang anda mau, toh akhirnya anda maksimal akan mati dan semuanya selesai.
Sayangnya yang saya percaya tidak seperti itu, untuk setiap tindakan kita, sekecil apapun di dunia, itu akan punya akibat kekal, karena kita disiapkan untuk hidup kekal itu dari saat hidup di dunia. Saya punya bagian tertentu yang harus dipertanggungjawabkan nantinya.
Betapa "susahnya"..
Saya baru mengalami satu bagian, hanya satu bagian dari tindakan saya di masa lalu, dan ini bahkan hanya sesuatu yang harus saya hadapi di dunia. Dan hal seperti ini ternyata berat sekali, pertanggungjawaban atas apa yang pernah saya perbuat. Saya bahkan sampai bilang
saya kayak pencuri yang bahkan ga tau mencuri apa, kalo ada yang bisa saya kembalikan, akan saya kembalikan
Ini belum di kekekalan, ini cuma satu akibat pilihan yang salah di masa lalu, sekali lagi, cuma SATU.  Dan ini sudah begitu berat. Mari hidup dengan bijak, penuh tanggungjawab, karena apa yang sudah lewat tidak bisa diulangi dan terkadang apa yang sudah rusak akan sulit untuk diperbaiki.

Tuhan Memberkati

Categories: , , , , ,

0 komentar:

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑