Saturday, July 19, 2014

Budi & Peggy Soehardi - Roslin Orphanage

Malam ini lagi-lagi mengenal figur luar biasa di Indonesia. Orang yang baik, sangat baik. Orang yang hidupnya tulus diberikan untuk sesama dan mendidik sesama dengan luar biasa baiknya. Mungkin sudah ada yang pernah mendengar tentang Roslin Orphanage, Panti Asuhan Roslin di Kupang , NTT. Panti asuhan milik Budi & Peggy Soehardi ini dibiayai secara pribadi, tidak meminta-minta sumbangan dan memiliki konsep pendidikan anak yang unik dan istimewa menurut saya.
Berawal dari berita di TV mengenai korban perang di NTT, Budi dan Peggy tergerak untuk memberikan bantuan, mereka yang sebelumnya sudah memiliki rencana berlibur ke suatu tempat, membatalkannya kemudian bersama ketiga anaknya pergi ke Kupang, NTT untuk memberikan bantuan sosial kesana. Dari kejadian inilah awalnya mereka kemudian memiliki hati yang tergerak untuk mendirikan panti asuhan di NTT, masalah sosial seperti kemiskinan, anak terlalu banyak, korban perang menjadi dasar mereka untuk memiliki ide membuat panti asuhan.
Pada tahun 2012 akhirnya panti asuhan Roslin berdiri, asal namanya dari salah satu nama anak pertama yang mereka rawat. Dengan biaya sendiri mereka membangun panti itu dan merawat anak-anak di dalamnya. Dan seperti panti asuhan kebanyakan, jumlah mereka terus bertambah dengan anak-anak yang orang tuanya terlalu miskin, anak ke-11 atau 12 dan juga bayi-bayi yang diserahkan kepada mereka baik dari rumah sakit ataupun diantar langsung ke panti.
Salah satu keunikan utama mereka adalah tidak adanya penyumbang dana untuk operasional panti asuhan ini. Dengan gajinya Budi Soehardi memenuhi seluruh kebutuhan panti asuhan, meskipun terkadang ada juga orang yang menyumbang, tapi tidak rutin dan pasti. Bayangkan gaji 1 orang bisa untuk menghidupi istri dan 3 anaknya, beserta puluhan (dan terus bertambah) anak-anak di panti asuhan Roslin. Gaji pilot pasti memang banyak dan besar,tapi berapa banyak pilot yang rela gajinya digunakan untuk membiayai panti asuhan?
Hal lain yang istimewa, Peggy sebagai pengurus utama panti juga mendapat dukungan penuh dari ketiga anaknya yang rela berbagi ibu dengan anak-anak di panti. Dengan besar hati mereka rela berbagai waktu, pikiran dan perasaan sang Ibu untuk dapat membantu anak-anak di Roslin. Mereka tidak masalah dengan keadaan mereka yang jadi lebih jarang untuk bertemu ibunya. Dan akhirnya justru anak-anak mereka turut serta juga membantu operasional di panti asuhan.
Contoh nyata di dunia mengenai saluran berkat, keluarga ini diberkati untuk kemudian memberkati orang lain. Bukan cuma materi tapi juga secara mentalitas. Anak-anak panti asuhan yang sangat betah dan merasa memiliki semangat dan tujuan hidup baru setelah masuk ke Roslin menunjukkan tingginya motivasi yang diberikan pada anak-anak yang hancur hati ini yang kemudian bisa bangkit dan bersemangat. Mudah saat dipikirkan, dikatakan, dituliskan, tapi seberapa banyak dari kita yang bisa melakukan seperti keluarga Soehardi ini?

0 komentar:

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑