Friday, April 8, 2011

Setting VGA SIS di Ubuntu

Kemarin waktu install ubuntu di laptop Axioo saya, salah satu masalah yang saya temui adalah mengenai resolusi layar (lihat di posting blog sebelumnya). Selesai install resolusi yang didapat cuma 800x600 pixel. Parah banget tuh, bentuknya jadi gede2 banget, jadi inget komputer server di Lab Ansis yang juga cuma bisa resolusi segitu, tersiksa lihatnya, gede tapi justru jadi ga jelas. Mungkin karena faktor ga terbiasa kali ya.
Untunglah karena koneksi internet lancar saya langsung bisa browsing kemana-mana. Dan segera dapat berbagai pencerahan dari situs-situs, terutama forum diskusi Ubuntu. Ternyata banyak yang mengalami nasib seperti saya. Disebutkan di berbagai situs itu memang VGA SiS (vga laptop Axioo saya) tidak didukung langsung oleh Linux dan juga produsen SiS terlihat malas mengeluarkan driver khusus Linux untuk VGA card mereka, meskipun sebenarnya ada dan bisa di download dari website resmi mereka. 
Dari situ saya langsung mencoba-coba berbagai macam cara yang ada, setelah beberapa jam melakukan trial and error, akhirnya saya berhasil juga menemukan cara untuk mendapatkan resolusi layar yang OK.
Ternyata setelah saya cari-cari lagi banyak tutorial cara install VGA Sis yang lebih gampang lagi.
Yang ini(http://slackcyber11.blogspot.com/2010/10/install-vga-sis-671771-di-ubuntu-1010.html) juga patut untuk dicoba, sepertinya cukup meyakinkan.
Intinya, santai aja bro kalau ada masalah di Linux. Kita berkembang karena community dan kita akan terus bertahan dari community.

Categories: , , , , ,

Wednesday, April 6, 2011

Harus 2 Kali

2 minggu kemarin waktu ke gereja, saya dapat Firman yang sama sumber bacaan Injilnya. Sebenarnya ini tidak aneh karena saya memang bergereja di tempat yang berbeda dan keduanya terpisah golongan yaitu GPIB dan GKI sehingga normal-normal saja kalau saya mendapat Bacaan Injil yang sama karena mereka memang tidak mencocokkan bahan atau tema khotbah. Yang istimewa adalah, minggu sebelumnya saya sangat-sangat tertarik dengan bagian Firman itu, tertanam dan berulangkali bilang bahwa itu Firman yang bagus, tapi akhirnya saya tidak melakukan followup apapun. Dan minggu kemarin ternyata Tuhan masih memberi kesempatan dengan mengingatkan saya mengenai Firman ini lagi agar saya segera melakukan proses Follow Up yang seperti seharusnya.
Saya ambil beberapa ayat yang saya anggap penting saja ya, dari Yohanes 9 mengenai Orang yang Buta Sejak Lahir.

"Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia."
Begitu mendengar Firman ini, saya langsung teringat pada bacaan di hari-hari awal Purpose Driven Life, bahwa segala sesuatu memiliki tujuan, memiliki rancangan, rencana yang diberikan Tuhan, dipercayakan oleh Tuhan bagi kita.
Saya bilang sih, normalnya manusia yang berdosa. Tidak akan pernah puas, bahkan dengan hal-hal yang tidak bisa diubah lagi. Saya juga, dari kecil sering melancarkan perkataan bernada protes ke Tuhan mengenai beberapa keadaan di hidup saya yang bahkan saya sadari tidak bisa diubah, terbentuk di pikiran saya Tuhan tidak "adil", membedakan, dan saya terkadang jadi apatis.
Itu keadaan saya tidak bisa menerima apa yang telah Tuhan sediakan bagi saya. Seakan memang disediakan orang yang terkutuk (ga segitunya sih saya sebenernya), kurang diberkati, kurang, kurang, kirang yang lain.
Seperti cerita orang buta di Yohanes 9 itu, dipertanyakan kok bisa ada orang yang buta sejak lahir, dosa siapa, kutukan yang asalnya dari siapa, kenapa bisa begitu, siapa yang salah sehingga orang itu buta sejak lahir. Tuhan Yesus dengan bijak menjawab, bukan siapa-siapa yang salah, tetapi pekerjaan Tuhan harus dinyatakan melalui orang itu, melalui "kekurangan"-nya, orang itu menjadi saksi, menjadi objek, menjai contoh pekerjaan Allah yang mulia.
Kalau dipandang dari sisi ini, betapa luar biasanya segala "kekurangan" saya. Itu semua dalam koridor rencana Allah, untuk menyatakan pekerjaanNya.
Sekarang saya mau bersikap seperti pengemis buta itu, 
"dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek."
Saya mau nurut, pergi membasuh diri ke kolam Siloam saya, tempat yang Tuhan utus kepada saya untuk saya pergi. Ga perlu dapet firman yang ke-3.

Categories: , ,

Kamar KOST

Sekarang saya kost di Bogor. Menyesuaikan dengan pekerjaan pastinya. Biar lebih dekat setelah sebelumnya ikut numpang ditempat kakak yang jaraknya cukup jauh dari tempat saya kerja. Sewaktu melakukan seleksi tempat kost di Bogor ini saya cukup cerewet dan repot, beberapa kali survei, tanya-tanya ke orang-orang dan butuh waktu yang lumayan, padahal kalau kost saya yang dulu, cuma nurut pilihan kakak dan dari awal sampai lulus kuliah tidak pernah pindah.
Saya mencari kost yang sepi, kamarnya nyamannya standar saja, harus dicuciin, bebas  dan yang terutama ibu kos atau penjaganya baik hati dan tidak sombong. Singkat cerita saya akhirnya dapat kost juga, kamarnya kecil, cuma 2x3, enaknya sudah springbed, bersih, sudah ada lemari, suasana enak, ada anjing (bahkan sekarang anjingnya punya anak, jadi banyak puppy) dan ibu kos baik hati. Kekurangannya cuma kamarnya sempit dan saya berada di bagian luar rumah utama, jadi kalau mau ke kamar mandi harus masuk dulu ke rumah. Repot memang tapi ternyata masih bisa kok.
Kalau membandingkan dengan kost saya yang lama, benar-benar berbeda, bertolak belakang. Semua teman kuliah (berlebihan banget masak smua ya...) dan terutama anak PMK pasti tahu kost saya waktu kuliah. Dari awal semester 1 sudah dijadikan basecamp untuk kumpul-kumpul dan berbagai kegiatan karena lokasi kamar saya enak, paling depan, ada semacam terasnya di depan dan yang terutama bebas, mau ribut, lari-larian, ngapa-ngapain ga akan ada yang protes (dalam kenyataan ada sih, tapi ga keitung soalnya aneh protesnya). Kost saya juga pernah jadi pelarian, baik untuk manusia maupun berbagai barang. Awal kuliah ada teman saya yang setia berkunjung ke kost saya sebagai tempat pacaran (hikz!!) dan juga tahun depannya ada adik angkatan yang nginep selama hampir 2 minggu saat kostnya kebanjiran, lalu ada juga teman saya yang biasa menginap disitu kalo ga ada kendaraan untuk pulang ke rumah atau besoknya mau ada acara. Untuk barang -barang, kost saya pernah jadi tempat pengumpulan kertas bekas dan baju bekas untuk usaha dana PMK (hitungannya bukan beberapa kg ya, tapi beberapa tumpukan kardus !-_-), penampungan alat band seselesai Retreat (sound, drum, gitar, bass, ampli) dan barang-barang dekorasi.
Kost saya juga hampir tidak pernah sepi, ada saja yang main kesitu untuk berbagai keperluan. Kebanyakan teman-teman baik saya yang memang tempat ngumpulnya di kost saya, terkadang cuma ngobrol-ngobrol, becanda, ngajak maem bareng dan lain-lain. Juga teman-teman yang butuh bantuan kebanyakan mengenai komputer, konsultasi mau beli komputer atau laptop, modem atau aksesoris lain, minta bersihin virus, install ulang, install linux sampai dengan nyantenya mereka bikin sendiri jadwal medichal checkup untuk laptop mereka dan dibawa sewaktu-waktu. Juga kalau musim ujian kost saya juga cukup ramai dengan orang-orang yang minta di tutorin, saya bersyukur memiliki kemampuan lebih di pelajaran yang hitung-hitungan dan logika, dan saya memang berkomitmen untuk membantu teman-teman sebisa mungkin, karena saya tidak pernah nyontek ataupun memberi contekan, saya anggap cara menyediakan waktu tutor ini sebagai langkah yang paling baik.
Itu gambaran suasana kost saya yang lama. Oh iya, kondisi dijamin selalu berantakan dan kotor, saya memang malas bersih-bersih dan bisa dibilang agak jorok, prinsip saya selama kasur masih bisa buat tidur, ga masalah lah. Teman-teman juga biasanya protes mengenai berantakan dan kotornya kamar saya, tapi saya jawab saja “kalo protes, beresin lah” dengan omongan itu ternyata manjur, bukan manjur mereka membantu saya beres-beres kost, tetapi manjur mereka tidak protes lagi. Saking ga protesnya banyak orang-orang yang protes awalnya bahkan jadi bisa numpang tidur di kost saya (^_^).
Suasana kost baru di Bogor ini beda sama sekali, karena kamarnya sempit, saya bahkan ga enak mau menerima tamu, dan memang kurang nyaman. Sepi, jarang yang main karena memang teman saya sekarang terbatas dari tempat kerja saja. Berantakan tetap, tapi sekarang bersih karena ada pembantu yang membersihkan kamar secara berkala. Dan memang untuk sementara ini, suasana seperti ini yang saya butuhkan, karena prioritas kost sekarang hanya untuk istirahat saja.
Dua kost yang berbeda, dua-duanya saya suka. Karena sesuai dengan kebutuhan saya. Thanks GOD.

Categories: , ,

Akhirnya Ubuntu lagi

Dari kemarin saya cukup direpotkan dengan tukeran laptop sama kakak. Kakak pakai Acer saya dan saya ganti pakai Axioo. Sebenarnya secara kualitas ya jelas bagusan si Acer biarpun seri lama Acer Aspire 5050 tapi ketahanan dan performa sebenarnya lebih OK si Acer, dan karena itulah mending laptop itu dipakai kakak saya saja, resiko rusak karena pemaikaiannya jauh lebih kecil dibanding si Axioo yang biarpun secara spesifikasi lebih tinggi, tapi ketahanan dan performanya agak 'mlempem'.
Untuk menyukseskan proses tukeran ini saya juga jadi harus repot, pertama install ulang si Axioo, OS XP awalnya cukup hancur karena perawatan kurang Ok, saya install ulang dengan susah payah lewat USB karena DVD-rom nya sudah kurang bagus, dan tentu saja karena saya cukup custom user, instalasi software pendukung cukup banyak dan repot. Selanjutnya saya masih harus install ulang si Acer juga, karena selama ini sudah mapan dengan konfigurasi dual-boot XP SP2 dan Ubuntu 10.10. Software dan settingannya juga tampaknya kurang sesuai dengan kebutuhan kakak saya, untunglah proses install si Acer tidak repot dan softwarenya standar saja, bahkan saya jadinya masukin OS Windows 7 yang ultimate sekalian.
Masalah muncul setelah proses tukeran itu, sebelumnya saya memakai modem Smart pinjeman dari teman saya untuk berinternet, dan itu berjalan lancar. Karena modemnya akan dipakai lagi teman saya, saya putuskan untuk membeli modem hasil modifikasi di Kaskus, dari modem PCMCIA yang dirubah menjadi USB dengan nomor inject Smart juga. Awalnya saat memakai si Acer, segala sesuatunya lancar, internet di Windows lancar dan di Ubuntu lebih lancar lagi. Tapi semenjak pake Axioo dengan instalan XP SP3 downloadan dari Indowebster, saya jadi kesulitan untuk berinternet. Sewaktu-waktu koneksinya putus dan kadang menjadi sangat lambat kecepatannya. Saya  menduga karena ada kesalahan di OSnya saja, tapi untuk install lagi saya malas karena kerjaan di kantor juga sedang cukup banyak.
Akhirnya saya putuskan mencoba install Linux Ubuntu lagi saja. Karena DVD-room agak error, lagi-lagi saya buat dulu instalan dari USB, tapi ternyata dengan anehnya cara ini tidak berhasil, proses berhenti di booting USB, tanpa pesan error dan keterangan apapun. Saya putar otak atur strategi lagi, saya coba install lewat Wubi, jadi instalan Ubuntu akan didalam Drive Windows dan cara ini berhasil dengan smooth tanpa konfigurasi berarti, Ubuntu 10.10 terinstall di laptop saya.
Masalah selanjutnya langsung muncul ternyata. Resolusi yang saya dapat hanya 800x600 pixel. Parah banget, ini karena VGA si Axioo yang mereknya SiS tidak dikenali Ubuntu, Untungnya setelah googling sesaat saya menemukan beberapa alternatif penyelesaian. Beberap repot sekali dan setelah proses trial and error beberapa kali, saya akhirnya berhasil merubah resolusi ke 1280x800 75hz. Saya sudah cukup puas sementara ini biarpun tidak bisa memakai visual style apapun, cuma mendukung 2D dan repot.
Kembali ke masalah utama, koneksi internet di Ubuntu yang baru saya install terbukti stabil, tanpa masalah dan sinyalnya justru mendekati 90% terus. Mangstabb!!!

Categories: , , , , , ,

OFF dari Dunia

Seandainya..
OFF dari dunia semudah signout dari FB atau twitter, sesudah itu nge-close browsernya dan tinggal matiin komputernya..
Dan saya sudah terpisah dari dunia maya itu..
Kabel jaringan ga lagi menyalurkan data-data..
Atau modem wireless cdma atau gsm saya juga berhenti sending receive..
Layarnya mati..no signal..check cable.. atau bahkan gelap sama sekali..
Kipasnya mati, mouse mati, LED ga kedap-kedip lagi..
Harddisk ga bisa lagi diakses, memory volatile di RAM juga hilang..
Seandainya juga OFF dari dunia semudah ngeclose ubertwitter, aplikasi fb, kaskus, 4square..
Trus tinggal dimatiin HPnya..
Cabut batere kalau perlu..
Udah ga bisa lagi nerima sinyal..
“nomor yg anda hubungi sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan”
Sayangnya OFF dari dunia tidak bisa seperti itu..
Ada konsekuensi yang mengikuti..
Off dari computer dan HP bisa dengan mudah dinyalain lagi..
Koneksi internet bisa di connect-in lagi..
Aplikasi-aplikasinya bisa dibuka lagi..
Tapi tentang hidup ?
Ini bicara mengenai kesempatan satu-satunya untuk melakukan sesuatu..
Cuma dalam hidup saya bisa melakukan tugas saya..
Saat saya OFF dari dunia artinya segala tugas saya sudah harus selesai..
Apa yang menjadi rencana dari pencipta saya sudah harus tuntas..
Saya sudah harus mendengar
Baik sekali perbuatanmu hambaKu, masuklah dan turutlah dalam kemuliaanKu

Categories: , ,

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑