Tuesday, April 20, 2010

Sepeda Hijau


Beberapa hari terakhir ini saya dan beberapa teman2 sedang rajin "berolahraga", masing2 memiliki tujuan tersendiri tapi tentu terutama supaya bisa lebih terjaga stamina dan kesehatannya (tujuan lain jelas diet,,hehe,...). Karena kami semua sama2 tidak memiliki sepeda di Jogja ini (anak kos) kami berencana meminjam sepeda hijau milik UGM yang bisa dipinjam secara gratis dengan menitipkan KTM.
Beberapa minggu sebelumnya saya sudah pernah berencana juga berolahraga dengan bersepeda, dan rencananya akan meminjam sepeda hijau di fakultas kami Teknologi Pertanian. Saat itu dengan penuh semangat kami datang jam 5 pagi (mantep tho???hehe) ke kampus dan dengan yakinnya langsung ngomong ke pak satpam kalau kami mau minjem sepeda, tapi ternyata jawaban pak satpam sungguh terlalu, ternyata sepeda hijau yang ada di fakultas kami tinggal 1 buah dan itu juga ban belakangnya kempes sehingga tidak bisa digunakan, kami jadi tidak bisa bersepeda dan mengganti olahraga dengan berjalan2 saja di seputaran UGM.
Karena itu pada kesempatan kali ini kami sudah memiliki persiapan lebih, kami mau meminjam ke gedung pusat atau kantor SKK. Soaknya setelah survei pendahuluan didapat disana tersedia cukup banyak sepeda hijau yang masih bisa dioperasikan. Karena kantor SKK lebih dekat kami langsung menuju ke sana dan bertanya pada mas2 SKK untuk meminjam sepeda, tapi ternyata sepeda hijau yang ada di kantor SKK tidak dipinjamkan atau dipergunakan oleh umum karena digunakan sebagai alat transportasi saat anggota SKK berpatroli, kami lalu bertanya dimana bisa pinjam sepeda hijau, ternyata bahkan di gedung pusat UGM bila hari sabtu dan minggu tidak ada peminjaman sepeda hijau itu, padahal kesempatan kami berolahraga tentu saja pada hari libur, bukan hari kuliah. Ini merupakan kegagalan kedua kami untuk bersepeda kami menggantinya lagi menjadi berjalan-jalan ke daerah Masjid Kampus UGM sekalian untuk mencari lokasi PUSTRAL, menurut info yang kami dapat daro teman kami di PUSTRAL ini kami bisa meminjam sepeda hijau dan jumlahnya pun cukup banyak. Setelah berputar-putar kami pun menemukan kantor PUSTRAL(Pusat Studi Transportasi dan Logistik) tetapi sayangnya kantor ini pun pada hari sabtu dan minggu tutup sehingga penyewaan sepeda hijau juga tidak tersedia. Tapi kami melihat bahwa terdapat cukup banyak sepeda hijau yang masih bisa dioperasikan.

Kemudian kami membuat rencana baru untuk olahraga bersepeda di hari aktif, pada sore hari dan akhirnya pada hari Senin kami putuskan untuk mencoba dan datang langsung ke kantor PUSTRAL. Stelah bertanya-tanya kami lagi2 mendapatkan jawaban yang mengecewakan, sepeda yang ada di situ dibilang kadang2 rusak sehingga untuk sementara tidak dipinjamkan.
Kami benar2 kecewa kali ini, bahkan di kantor yang memilki nama PUSTRAL ini sepeda hijau yang ada tidak terawat dengan baik. Memang ini merupakan proyek gratis, sepedea hijau yang beredar kebanyakan merupakan sumbangan dari PT Wismilak, tapi bukan berarti dengan itu selesai, ternyata pihak UGM sangat kurang memikirkan mengenai perawatan sepeda hijau yang ada. Saya sungguh bingung, p[adahal beberapa tahun lalu sangat gencar dipromosikan penggunaan sepeda di lingkungan kampus UGm, tapi nyatanya fasilitas pendukungnya masih sangat tidak memadai.

Ini terjadi, kata Drs. Hendrie Adjie Kuswara, MSc., Peneliti dari Pusat Studi Pariwisata UGM, karena sulit meyakinkan warga UGM bahwa bersepeda di kampus merupakan pilihan cerdas. Sulit meyakinkan mereka bahwa bersepeda di kampus UGM merupakan pilihan tepat bagi orang yang ingin sehat, mengurangi kepadatan lalu lintas, pencemaran udara dan memelihara lingkungan dari kerusakan.“Sayang, sepeda hanya dipandang sebagai alat transportasi milik orang-orang berkemampuan ekonomi pas-pasan. Sebetulnya, Wong pake pit ki ora mung wong sing sekeng. Teman-teman itu, ada yang beli sepeda, harganya sama dengan beli motor. Sehingga tidak tepat lagi jika mengatakan sepeda itu hanya bagi orang miskin. Sepeda juga bagi orang berduit, cerdas, tidak ingin menciptakan kerusakan lingkungan lebih parah,” ujar Bung Adjie.

Meski begitu, sepeda hijau UGM tidak patah semangat. Secara terus menerus mensosialisasikan pemakaian sepeda, baik di UGM maupun di luar. Bahkan belum lama telah terbentuk komunitas sepeda hijau, terdiri dari UGM, UNY, Universitas Atmajaya, UII dan Universitas Sanata Dharma, sekaligus mendeklarasikan Jogja Gembira Bersepeda – Jogja Kembali Bersepeda.

Tulisan di atas saya ambil dari website UGM, artikel bulan Juli tahun 2009 (link). Saat itu sangat terlihat bahwa ini merupakan proyek yang cukup diseriusi atau dibanggakan UGM, tapi tidak sampai 1 tahun sesudahnya proyek ini sudah menjadi tidak jelas. Bila dibaca dalam artikel tersebut lebih lanjut ternyata perawatan sepeda hijau sudah dipikirkan dengan baik, tapi emlihat hasil yang ada sekarang saya rasa rencana perawatan itu bisa dibilang gagal. Seperti juga yang dilihat pada artikel ini (link), UGM sangat mendukung program sepeda hijau di kampus.
Kemudian saya juga mencari artikel2 lain yang berhubungan dengan sepeda hijau dan mendapati juga unek2 dari blogger lain. Sedikit diantaranya ada disini (link) dan disini (link).

Terkait respon yang diberikan kalangan civitas akademika UGM, Hendri Adjie Kuswara berkata, ”Dari tahun ke tahun jumlah pemakai sepeda hijau cenderung stagnan. Orang-orangnya pun hanya itu-itu saja. Kebanyakan yang memakai adalah SKK saja” Hal ini menunjukkan bahwa penduduk UGM tidak seluruhnya sadar tentang lingkungan UGM yang asri, bersih dan bebas polusi. Padahal, dengan menggunakan sepeda merupakan pilihan tepat bagi orang yang ingin sehat, mengurangi kepadatan lalu lintas, pencemaran udara dan memelihara lingkungan dari kerusakan.

Untuk FEB sendiri, intensitas peminjaman sepeda hijau sangat memprihatinkan. Seorang petugas SKK di pos SKK FEB berkata, ”Untuk bulan Maret 2008 hanya ada 26 peminjaman oleh mahasiswa dan dosen. Itupun tidak tiap hari ada dan orang-orang yang pinjam yang itu-itu saja. Bulan-bulan sebelumnya malah ada yang di bawah 20 peminjaman”. Sedikit kritik diungkapkan bahwa mayoritas warga FEB kurang peduli pada usaha mencegah Global Warming di kampus tersebut walaupun dimulai dari hal paling sederhana pun.

Program UGM hijau yang digembor-gemborkan universitas selama ini tidaklah tercapai sasaran. Keputusan rektorat menutup jalan di kawasan gedung pusat dari kendaraan bermotor tidak berdampak besar pada peningkatan intensitas penggunaan sepeda hijau karena lebih memilih berjalan kaki yang jaraknya dekat. ”Mungkin sepeda hijau akan sangat diperlukan jika seluruh kawasan UGM ditutup dari akses kendaraan bermotor. Tapi masih lama dan itu tidak mudah” kata Wahyuntoro.

”Sebelum kebijakan itu dilaksanakan, haruslah ada penambahan jumlah sepeda hijau. Idealnya proporsi sepeda hijau dengan warga UGM adalah 1 : 10. Jadi minmal disediakan 6000 unit sepeda hijau” tambahnya. Upaya menambah sepeda terus digencarkan. KSH kini sedang mengajukan ke rektorat agar sepeda hijau ditambah dan upaya ini sudah mendapat lampu hijau. Namun, realisasinya belum tahu kapan pastinya.

Saya rasa juga program sepeda hijau ini belum terlaksana dengan baik dilihat dari sisi ketersediaannya bagi civitas akademika UGM. Padahal banyak juga sebenarnya manfaat yang bisa didapat, baik bagi orang2 seperti saya yang bertujuan berolahraga sederhana dan sehat, juga bagi orang2 yang benar2 membutuhkan transportasi yang mudah dan efisien di lingkungan kampus UGM.

Categories: , ,

0 komentar:

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑