Thursday, March 1, 2012

Compress MP3 in Ubuntu


Saya masih ingat kira-kira di tahun 2006-2007, saya masih mempunyai ( sebenarnya dipinjami oleh teman, tapi akhirnya diakuisisi jadi milik pribadi ) sebuah mp3 player kecil, mereknya Dolphin kalau tidak salah, berwarna hitam dengan memory 256mb. Kecil sekali ya kalau dibandingkan dengan produk-produk jaman sekarang, tapi seingat saya pada waktu itu memory segitu masih cukup lumayan.
Tapi tetap saja, biarpun masih "lumayan", saya tetap merasa butuh memasukkan lebih banyak lagi mp3 kedalam player tersebut. Pastinya yang terpikir adalah bagaimana membuat file mp3 menjadi berukuran lebih kecil dari normal di kisaran 4-6 mb perfile menjadi sekitar 1-3mb perfile.
Di windows saya biasa menggunakan software dbPowerAmp untuk melakukan compress file mp3, tapi di linux saya belum menemukan program sejenis waktu itu. Jadi saya berusahan mencari cara agar bisa melakukan compress mp3 di Ubuntu.
Setelah googling sesaat, terlihat titik cerah untuk melakukan hal ini, ternyata cukup dilakukan dengan script sederhana dan memastikan LAME terinstall di komputer kita.
Langkah-langkah yang saya lakukan :
  1. Memastikan LAME telah terinstall, bila belum silahkan install dengan software package management kesukaan anda
  2. Letakkan mp3 yang akan di compress ke dalam satu folder, misalnya folder bernama mp3, dengan terminal masuk ke folder itu.
  3. Buat file baru di dalam folder itu, misalnya dengan nama compress.sh dan masukkan kode berikut sebagai isinya
    mkdir ./compressed
    for file in *.mp3; do lame --mp3input -b 32 "$file" "./compressed/$file"; done
  4. Ubah akses file compress.sh agar bisa dieksekusi
    chmod ugo+x compress.sh
  5. Jalankan file compress.sh
    ./compress.sh
  6. MP3 yang terkompress sudah ada di folder compressed dan jelas memiliki ukuran file yang lebih kecil.
Disini saya mengubah bitrate mp3 menjadi 32kbps,bila menginginkan kualitas yang lebih baik, bisa menggunakan angka yang lebih tinggi, bitrate normal biasanya 128-192kbps, silahkan coba-coba mana yang paling sesuai untuk anda.
Menurut saya, secara kualitas suara, hasil compress mp3 dengan cara ini jauh lebih baik daripada menggunakan dbPowerAmp atau software sejenis di Windows. Silahkan dibuktikan ;)

Categories: , , , ,

Simple Ubuntu "Deep Freeze"

Salah satu request awal dari Laboran di lab komputer saya adalah program seperti Deep Freeze yang bisa berjalan di linux. Hal ini dibutuhkan karena lab komputer kami juga sekaligus berfungsi seperti warnet di kampus, jadi untuk menghindari kerusakan karena kesalahan penggunaan user, selama ini di Windows kami menggunakan Deep Freeze, jadi setiap komputer di restart, akan kembali ke setting seperti semula.
Sewaktu itu jelas belum ada software yang bisa melakukan fungsi selengkap deep freeze pada linux ubuntu, tetapi dari trainer kami dijanjikan akan dibuatkan script untuk dapat melakukan fungsi tersebut.
Jadi dari rencana yang kami buat bersama, user akan dibuat dengan otoritas seminimal mungkin, tanpa hak instalasi dan terbatas akses terhadap home foldernya sendiri. Untuk mempertahankan fase/memiliki tampilan standar sebenarnya secara sederhana yang perlu dilakukan adalah memiliki backup dari home folder user dan meng-copy-kan backup tersebut setiap komputer startup.
Dan akhirnya langkah-langkah yang kami lakukan :
  1. Membuat backup home folder user, dilakukan dengan menggunakan login root, karena kami mau menempatkan backup foldernya di folder /root, dapat dilakukan melalui file explorer (nautilus) ataupun melalui syntax di terminal (copy -R)
  2. Membuat script untuk mengcopy folder tersebut
    rm -rf /home/user
    cp -arf /root/user /home/
    chown -R user:user /home/user
  3. Misalnya berinama freeze.sh, kemudian dengan terminal ubah aksesnya dengan chmod, agar bisa dieksekusi sebagai script maka ketikkan perintah
    chmod ugo+x freeze.sh
  4. Selanjutnya adalah membuat agar script ini bisa berjalan secara otomatis ketika startup, edit file rc.local
    gedit /etc/rc.local *bisa juga menggunakan vim atau nano atau joe, tergantung preferensi anda.
  5. Tambahkan kode ini di bagian akhir file, kemudian save.
    /root/freeze.sh
Seharusnya script "Deep Freeze" sangat sederhana ini sudah bisa berjalan, paling tidak bisa mengembalikan settingan standar dari software yang baru saja digunakan, wallpaper dan berbagai tampilan desktop lainnya.
Untuk penjelasan scriptnya saya rasa scriptnya sangat mudah dan sederhana, silahkan ditanyakan bila ada yang tidak mengerti. :)

Categories: , , , ,

#1

Saya berkenalan dengan OS Ubuntu sejak tahun 2007. Lumayan juga, memang hampir tidak pernah jadi OS di personal computer saya, baru akhir-akhir ini setelah saya tidak memiliki akses ke komputer Ubuntu di lab komputer kampus saya ( baca : sudah lulus ).
Pertama berkenalan karena ada kebutuhan dari lab komputer di kampus saya yang mau berganti menggunakan sistem operasi open source. Karena saya lumayan sering muncul di lab, kemudian saya diminta bantuan untuk mengubah OS dari Windows XP menjadi Ubuntu, prosesnya dibantu oleh mahasiswa dari kampus lain, jadi semacam di training.
Setelah itu saya semakin menikmati Linux, terutama Ubuntu. Senang sekali untuk ngoprek dan mencoba-coba banyak hal mengenai Linux.
Blog ini akan berisi berbagai macam pengalaman saya dengan Ubuntu, seharusnya saya mulai menulis 5 tahun yang lalu ya, tapi tidak apa-apa terlambat, daripada tidak sama sekali, berusaha merecall juga pengalaman di masa lalu, ditambah dengan berbagai pengalaman baru sekarang.

Categories: , ,

Friday, January 27, 2012

Merasa Kurang Cerdas


Sebut saja saya ke-pede-an atau sombong, tapi saya selalu merasa bahwa dari kecil saya termasuk orang yang cerdas, dan pengakuan/anggapan saya tentang hal ini dalam cara pandang saya termasuk bersyukur, salah satu cara bersyukur menurut saya adalah mengakui/mengamini apa yang sudah Tuhan anugerahkan untuk kita. 
Dan akhir-akhir ini, atau sebenarnya tidak terlalu akhir sih, sudah dari masa-masa akhir kuliah, masa-masa penelitian, saya merasa kurang cerdas lagi. Mohon bedakan antara cerdas dan pintar ya, saya rasa semua juga sudah tau bedanya. 
Sedari kecil saya ada dalam keluaga yang memiliki kebiasaan membaca yang kuat, kami hampir tidak pernah makan berkumpul di meja makan, makan lebih sering masing-masing, di tempat favorit masing-masing dan sembari melakukan hobi masing-masing, dan hobi kami adalah membaca. Saya masih sangat ingat waktu kecil mungkin sudah hampir semua buku di perpustakaan sekolah ibu saya sudah selesai saya baca, mulai dari buku komik Doraemon sampai novel Marga T. Semua saya baca, saya sangat suka membaca waktu itu. 
Masih jelas di ingatan saya kalau ada hari libur, saya ikut masuk ke SMA ibu saya, saya yang masih SD, dengan badan yang kecil masuk ke SMA dan dengan setia seharian duduk di perpustakaan dengan persediaan bertumpuk-tumpuk buku di samping saya, dan tidak lupa juga saat pulang pasti membawa tumpukan buku lagi untuk dibaca di rumah. Apakah buku yang saya baca dari kecil adalah buku-buku berat tentang fisika kuantum atau kimia molekuler? Tidak, saya membaca banyak sekali buku komik, Doraemon, Dragon Ball, Kungfu Boy, Gober Bebek, Mickey Mouse, Dr Slump, Kobo Chan dan banyak lagi, selain itu juga novel-novel Enyd Blyton, seri Lima Sekawan juga novel Detektif Cilik, Kemudian juga novel-novel dewasa dari Marga T dan sejenisnya. Saya juga masih ingat saya sudah membaca Harry Potter pertama saat di Indonesia belum begitu booming. Juga di rumah saya langganan majalah Bobo. Memang selain itu juga saya sangat suka membaca segala buku pengetahuan umum, seperti ensiklopedia bergambar dan sejenisnya. 
Saat semakin dewasa saya merasa cara didik orang tua saya dengan membina kebiasaan membaca ini sangat baik, percayalah saya tidak pernah disuruh belajar, saya dan kakak saya, orang tua saya sudah cukup tahu dan membebankan itu menjadi tanggungjawab pribadi kami, bukan berarti kami juga selalu bertanggung jawab (saya sih tepatnya, kakak saya jauh lebih mendingan), ada masa-masa dimana saya malas belajar, mengandalkan nyontek setiap ulangan dan tentu saja nilai saya jelek-jelek, itu terjadi pada masa SMP dan saya sadar agak terlambat, nilai saya hampir tidak masuk di seleksi SMA favorit di kota saya, sangat dekat dengan batas bawah tapi akhirnya masuk juga. Di SMA ini juga saya kembali banyak sadar, dan benar-benar belajar untuk pengetahuan. Secara umum saya selalu diakui sebagai orang cerdas, di SD sudah pasti, hampir selalu ranking 1, SMP di masa nilai-nilai saya jelek pun saya tetap diakui sebagai orang cerdas, bahkan dari dulu saya selalu dibilang lebih cerdas dari kakak saya (padahal nilai-nilai nya lebih bagus waktu itu), di SMA tentu saja saya tetap dianggap cerdas, saya tidak pernah ranking 1, tapi selalu dengan pengetahuan umum dan daya tangkap saya selalu masuk kategori cerdas. Di kuliah juga tidak berbeda, saya suka matematika dari kecil, dan tidak pernah merasa keberatan berkutat dengan algoritma dan hitung-hitungan yang cukup panjang, dan di kuliah kelebihan saya di bidang ini juga semakin dominan diantara teman-teman yang kebanyakan sudah malas berpikir matematika/aljabar.
Kenapa kemudian saya merasa kurang cerdas? Di akhir kuliah, di penelitian saya, meskipun orang-orang bingung dan tidak mengerti mengenai penelitian saya, dan menganggap itu sebagai penelitian yang sulit, saya bilang kalau di standarkan, penelitian saya sangat minimalis, bahkan sederhana, dan saya membutuhkan waktu lebih dari setahun untuk menyelesaikannya. Pada matakuliah non hitungan saya juga lemah, nilai B menjadi biasa, bahkan ada yang C. Di pelajaran hitungan yang akhir-akhir pun saya merasa kurang, sehingga nilai dan pengetahuan saya kurang maksimal. Di saat masuk kerja, saya juga semakin merasa ada permasalahan di sistem pengolahan pengetahuan baru saya, saya jadi orang yang lambat menerima. Saat pindah ke IT pun sama, saya dengan semangat belajar JAVA, kemudian Android, kemudian juga sembari membantu di bagian CSS, dan sekarang belajar Ruby on Rails. Dari semua yang saya pelajari itu bahkan saya rasa pengetahuan saya sangat minimal untuk waktu belajar lebih dari 6 bulan untuk Java dan Android, kemudian belajar Rails selama 3 minggu juga terasa kurang maksimal saya tangkap, selalu merasa di bagian-bagian kehidupan saya itu, seharusnya saya bisa melakukan lebih waktu itu, kok bisa sih saya cuma mencapai segitu saat itu, apa benar cuma ini yang sudah saya pelajari selama ini, dan pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang terus menghantui (*lebay).
Apa saya kurang membaca? mungkin, saya lebih sering ke Kaskus dan menonton Film saat ini, tapi saya tetap betah membaca buku komputer tebal berbahasa inggris, terkadang juga membaca komik di ZTE Light Tab milik kantor. Yang kurang memang buku imajinasi, buku bebas, novel panjang. Dari kecil saya sudah membaca trilogi Ronggeng Dukuh Paruk nya Ahmad Tohari, saya ingat juga saya selesai membaca Forest Gump dan banyak buku-buku lain, mengenai imajinasi, sejarah, budaya dan perjalanan baik yang santai ataupun yang cukup berat temanya.
Apakah saya merasa kurang cerdas karena saya kurang imajinasi? kurang memiliki mimpi? banyak melihat masa lalu dan menyesal? belajar lebih sedikit, membaca lebih sedikit, bermimpi lebih sedikit?

Categories: , , ,

Friday, January 20, 2012

Megaupload Down -- SOPA & PIPA

Kaget waktu pagi ini membuka urutan web kesayangan, di salah satu web kesayangan saya, yang wajib dikunjungi setiap pagi ada artikel yang sangat istimewa. Di LifeHacker saya langsung terpaku pada satu artikel Five Great Alternatives to Megaupload. Sejujurnya baru tahu saya mengenai kabar penutupan situs Megaupload dan bahkan penangkapan dari orang-orangnya. Dari link yang saya dapat dari Gizmodo ini bisa dilihat kronologi dari penutupan Megaupload.
Baru-baru ini memang ramai dibicarakan mengenai rancangan UU SOPA dan PIPA di US sana, bahkan di web Detik kemarin sempat dibahas kira-kira apa saja akibat di Indonesia bila UU itu benar-benar ditegakkan. UU ini memiliki tujuan yang baik, tapi merupakan cara yang salah untuk menghentikan pembajakan. Sangat setuju dengan slogan "End Piracy, Not Liberty". Memang bila benar-benar diimplementasikan akan sangat merubah cara kita berinternet saat ini.
Dimulai dengan kabar mengenai Wikipedia yang menutup sementara layanannya sebagai bentuk protes, disusul oleh Wordpress, dan banyak sentimen negatif yang dikeluarkan oleh raksasa-raksasa IT seperti Google, Yahoo, Facebook dan Twitter. Akhirnya Google pun membuat petisi online untuk mengumpulkan pendapat dan dukungan bagi penolakan UU tersebut.
Akhirnya saat kabar mengenai Megaupload ditutup serta orang-orangny di tangkap (4 orang di Selandia Baru), ada gerakan lagi dari grup hacker terbesar mungkin saat ini, Anonymous. Mulai dilihat ada serangan-serangan terhadap banyak web yang dianggap mendukung UU SOPA dan PIPA ini. Kronologinya bisa dilihat di link ini. Yang paling mantap akhirnya web milik FBI juga down.
Ini disebut-sebut sebagai aksi terbesar Anonymous dan mungkin juga aksi hacking terorganisir terbesar di dunia saat ini. Dan akhirnya keluar juga pernyataan resmi dari Anonymous, operasi ini disebut #OpMegaupload, dapat dilihat di link ini.
Belum jelas bagaimana reaksi pemerintah Amerika dan dunia setelah ini, yang pasti semua praktisi besar di Internet sudah menunjukkan ketidaksetujuannya, menurut saya ya seharusnya UU ini jangan diberlakukan. Mari kita tunggu kelanjutannya. :)

Categories: , , ,

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑