Sunday, April 10, 2011

Indah Pada WaktuNya

Salah satu kalimat yang sering saya nyatakan, bahkan jadi tagline di header blog saya sekarang. Segala sesuatu indah pada waktunya -- the Best is Yet to Come. Salah satu pengalaman yang saya ingat dari kata-kata ini (sama sekali bukan pengalan rohani..hi3). Pengalaman itu adalah waktu lagi baca-baca buku biodata anggota PMK Teknologi Pertanian UGM. Saya lagi baca di bagian angkatan 2005 dan saya mengenali suatu bagian yang "aneh". Salah satu bagian dari biodata itu selain nama, tempat tanggal lahir, hobi, dll adalah kolom kata-kata favorit, kata-kata pegangan atau ayat pegangan. Dan yang saya sebut "aneh" adalah saya lihat ada dua anak angkatan 2005 yang memiliki kata favorit sama. Dua-duanya wanita dan berasal dari sekolah/SMA yang sama. Kata favorit mereka adalah "segala sesuatu indah pada waktu Nya". Dengan becandaan saya simpulkan bahwa " wah ini pasti kehidupan di SMA mereka kejam, sampai2 kata favortinya sama gini". Teman-teman yang lagi bersama-sama melihat buku itu juga ikut tertawa-tawa.
Trus kenapa sekarang itu bahkan jadi tagline Blog saya? Apakah saya sedang "menderita" ?
Hmmmm. Sebut saja relatif, tergantung dari cara pandang saja. Kalau dari cara pandang saya tentu saja tidak. Saya kan lagi mengembangkan, memperkatakan dan menyatakan cara pandang positif, jadi ga mungkin saya akan menganggap keadaan saya sekarang adalah "penderitaan".
Ini merupakan salah satu kata andalan saya untuk menghadapi, menggantikan pikiran negatif di hidup saya. Saya kasih contoh ya :

  • Masa-masa garap skripsi, pernah mentok sama sekali, dosen pembimbing juga seakan sudah kesusahan mau membantu saya dalam pengerjaan, si negatif datang "susah banget ya, ga bakal selesai-selesai tuch, kamu thu gini, gitu, dll.dll.." Saya perkatakan kalimat "itu" dan saya tetap berusaha mengerjakan, tetap berusaha menghadap dosen meski hasilnya jelek, dll.
  • Masa-masa cari kerja, waktu itu saya gagal berkali-kali, hampir semuanya setelah sesi wawancara, padahal saya merasa cukup OK saat diwawancara, tidak kaku, grogi, dll. Tapi gagal terus. Si negatif datang dan menyerang "wah, kapan bakal dapat kerja kamu kalo gitu, ada yang salah banget dari dirimu, kamu parah banget, dll, dll.." Saya tetap perkatakan kalimat "itu", dan saya bisa menyingkirkan pikiran negatif, menggantinya dengan semangat dan kepercayaan penuh pada Tuhan.
  • Masa-masa kerja, harus diakui saya memang agak lambat beradaptasi, kurang kepenakan, banyak segan dan canggung di kerjaan. Bahkan suatu hari saya membuat kesalahan fatal yang berdampak sistemik nyampe kemana-kemana. Si negatif beraksi "kamu bodoh banget, dah lambat, bikin salah fatal lagi, ngerepotin orang-orang, bener-bener harusnya ga disini, ga berguna, malah ngerusak saja" Berat, tapi saya tetap berusaha berpikir kalimat "itu", dan saya justru mendapat dukungan dari atasan, orang -orang yang jadi repot karena saya bahkan, belajar banyak hal baru, dan terus menerus di asah dari situ.
  • Masa-masa tanpa komputer, karena masalah keluarga, waktu kelas 3SMA komputer saya terpaksa dijual karena digunakan untuk kebutuhan lain, saya yang sangat suka komputer tidak memiliki komputer, apalagi setelah itu kuliah, saya bayangkan gimana garap tugas-tugas tanpa komputer, dll. Saya minta terus sama Tuhan, ga dikasih-dikasih, baru pada tahun ke4 kuliah atau semester 7 saya dapat komputer, selam itu sebelumnya banyak pikiran negatif yang menyerang, saya tetap lagi-lagi berpegang pada kalimat "itu", dan saat dilihat sekarang segala sesuatunya terlihat begitu baiknya, saking baiknya saya sampai bingung dengan jalan yang dirangkai Tuhan untuk saya begitu istimewanya.
  • Masa-masa gagal dalam mencari pasangan hidup, dua kali semasa kuliah, mau dibilang gimana-gimana juga saya ada masa-masa down-nya. Negatif juga terus menyerang, mengulang-ulang terus kesalahan saya, membuat saya berpikiran jelek, dan juga dalam beberapa keadaan si negatif menyemangati saya untuk segera mencari penggani, bukan dengan kriteria dan prinsip saya. Saya perkatakan kalimat "itu", dan saya semakin sadar, orang seperti apa yang saya butuhkan dan akan menjadi pelengkap saya.
  • Hampir setiap hari juga, negatif selalu menjudge orang yang saya temui, berpikiran macam-macam untuk kejadian-kejadian yang setelah saya pikirkan dengan pikiran positif menjadi biasa saja.
Banyak kan contohnya? masih banyak lagi kalau mau dijabarkan sampai ke hidup sehari-hari saya, dan dengan kalimat "itu" saya menghadapi setiap perkataan si negatif. Bahkan hari kemarin saya dapat bekal baru, kalimat "itu" dalam bentuk lagu yang fresh dan indah. Dinyanyikan oleh Ivan Handojo berjudul Pada Waktunya.


You spent you life looking for
That one thing that makes it all
Worth all the tears that fall
Walking down on this road
Moving on, stepping forward
Althought it’s not that easy
Just keep holding on
Just keep pressing on
Just keep moving on
Ada waktu untuk Menangis
‘tuk Tertawa
‘tuk Bertahan saja
Ada waktu untuk Menunggu
‘tuk Percaya
Bahwa semua akan Indah
Pada Waktunya

Categories: , , , , , ,

0 komentar:

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑