Thursday, March 18, 2010

Doa Panjang atau Pendek?

“…… yang mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang……” (Lukas 20:47).?

Seorang pendeta bertanya kepada seorang pelayan yang pekerjaannya menyita banyak waktu mengenai apa yang telah ia lakukan bagi Tuhan. Ia menjelaskan bahwa ia tidak mempunyai banyak waktu untuk terlibat dalam berbagai kegiatan di gereja. “Tetapi, “ ia menambahkan, “Aku selalu meletakkan surat kabar di tempat tidurku setiap malam.”

Dengan terkejut pendeta ini bertanya untuk apa ia berbuat seperti itu? “Baiklah,” kata pelayan itu. “Aku akan mencari rubrik tentang berita kelahiran. Aku berdoa agar setiap bayi yang lahir akan dipimpin kepada KRISTUS dan menjadi berkat bagi dunia ini. Kemudian, aku akan mencari berita tentang pernikahan. Aku berdoa agar pasangan yang berbahagia itu akan selalu saling setia dan membangun rumah tangganya di atas dasar KRISTUS. Lalu aku akan mencari berita tentang kematian, dan berdoa agar mereka yang ditinggalkan dapat berpaling lagi kepada KRISTUS.”

Saudara, kita sering menganggap bahwa doa itu hanyalah tentang permintaan. Sebenarnya arti doa lebih daripada itu. Doa adalah komunikasi yang paling dalam antara Allah dengan manusia. Sayangnya, banyak orang berdoa karena ingin dianggap manusia rohani, seperti para ahli Taurat yang mencari pengakuan sebagai manusia paling rohani di Israel dengan doa-doanya yang panjang-panjang, tetapi tanpa arti. Bila Tuhan tidak mengizinkan doa yang panjang-panjang, apakah Tuhan mau kita berdoa dengan singkat? Kalau disuruh doa singkat, kayaknya ini “keahlian” semua orang Kristen. Dengan doa singkat bagaimana mungkin orang Kristen dapat berdoa syafaat seperti pelayan di atas?

Bacalah Nehemia pasal 1. Di sana Anda akan mengerti bagaimana Nehemia berdoa dan berpuasa dan berkabung berhari-hari setelah mendengarkan tembok Yerusalem yang terbongkar (ay. 3, 4). Tidak mungkin Nehemia disuruh berdoa dengan singkat saat itu. Hatinya yang hancur akan nasib bangsanya membuatnya berduka.

Tuhan memang tidak tertarik dengan doa panjang yang bertele-tele, karena doa seperti ini seperti suara sumbang yang memekakan telinga Allah. Tapi Tuhan tertarik dengan doa yang berkualitas, singkat maupun panjang.

Renungan:

Periksalah, apakah doa Anda berkualitas? Apakah Anda berdoa dari dalam hati Anda yang paling dalam? Ataukah Anda berdoa karena terpaksa atau tradisi saja? Perbaiki kualitas doa Anda sejalan dengan usia rohani Anda yang semakin dewasa di dalam Tuhan. Doa adalah untaian kata dari seseorang kepada jantung hatinya.

Categories: ,

0 komentar:

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑