Saturday, October 2, 2010

Memandang Ke Atas dan Besemangat, Memandang Ke Bawah dan Bersyukur

Ini merupakan sikap yang umum, kita mungkin juga sering mempraktekannya. Saat kita memandang segala sesuatu yang berada di atas kita secara level apapun, misalnya nilai, kesuksesan, materi dan lain-lain (bahkan mungkin hal2 rohani) kita akan menjadi semakin bersemangat dalam mengejar cita-cita kita, supaya mungkin bisa segera menyusul mereka yang di atas kita dan juga saat kita melihat orang-orang yang berada di level bawah kita, kebanyakan kita akan bersyukur karena tidak mengalaminya, bersyukur karena berkat dan penyertaan yang kita peroleh, bersyukur karena kemampuan kita dan lain-lain.

Ini merupakan teorema umum yang telah sangat banyak digunakan, mungkin sudah mendarah daging di diri kita, menguasai pola piker kita. Coba kita lihat kebalikannya, memandang ke atas dan bersyukur, memandang ke bawah dan bersemangat. Bisakah kita merubah pola pikir kita kesana?

Memandang ke atas dan bersyukur. Bersyukur atas apa? Atas keadaan kita saat ini, mensyukuri apa yang kita punyai, mensyukuri apa saja yang bisa kita nikmati. Terlihat seperti orang yang tidak mau berkembang ya? Tapi saya pribadi selalu berusaha menggunakan pola pikir ini sebagai reaksi pertama saat melihat sesuatu, bukan kemudian tidak bersemangat tetapi lebih mendahulukan ucapan syukur di atasnya karena saya sering kali lupa bahwa saya juga telah memperoleh beberapa hal yang istimewa bagi saya, meskipun mungkin tidak bagi orang lain secara umum dan bila direnungkan memang hal itulah yang pantas bagi saya, itu bagian terbaik bagi saya dan saya sudah seharusnya dan sepantasnya bersyukur atas hal itu. Memandang target dan strategi sebagai konsep pribadi, mengembangkannya dan memperoleh capaian sesuai yang dikehendaki-Nya. Setiap orang punya fungsinya masing-masing, mudah untuk bersyukur bila menjadi bagian yang "mulia" (mungkin), bila kita jadi bagian yang "kurang mulia" dan memandang orang yang bagiannya lebih "mulia" dari kita, sudah sepantasnya reaksi pertama kita bersyukur atas bagian kita dan menerimanya. (modified concept from javanesse culture "nrimo pandum").

Memandang ke bawah dan bersemangat. Bersemangat untuk apa? Bersemangat melakukan bagian kita lebih lagi, dengan melihat orang-oragn yang mendapat bagian di bawah kita, kita jadi harus lebih bersemangat untuk melakukan segala sesuatu karena berarti kita diberi bagian, kepercayaan dan talenta yang lebih dari orang-orang di bawah kita. Bersemangat sebagai rekasi pertama sangat membantu bagi saya untuk tidak bersantai karena memiliki kelebihan, tetapi memacu untuk maju dan terus berjuang.

Sekedar pola pikir, sangat tidak nyata sampai dilakukan.

Categories: , , , , , ,

0 komentar:

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑