Thursday, July 21, 2011

Belajar Java

Untuk pekerjaan baru saya, saya wajib belajar bahasa pemrograman Java, padahal dari dulu saya hindari dan lebih memilih banyak bermain-main dengan web, PHP dan MySQL. Alhasil saat ini saya bahkan harus mulai dari sangat dasar, buku yang saya baca untuk belajar adalah Java : A Begginer's Guide. Mau share sedikit-sedikit ya, semoga bisa membanu bila ada yang membutuhkan.
Java merupakan salah satu bahasa pemrograman yang terkenal, di peringkat Tobie.com bahkan Java menduduki peringkat pertama sebagai bahasa pemrograman paling populer dengan persentase pengguna di dunia sebanyak sekitar 18 %.
Java sangat dekat dengan C dan C++. Sintaksnya diturunkan dari C dan object modelnya mencontoh C++. Dan kemudian juga muncul C# yang baik penggunaan, model sintaksnya dan lain-lain sangat mirip pula dengan Java.
Java menjanjikan portabilitas. “Write Once, Run Everywhere”. Ha ini bisa dipakai karena konsep penggunaan JVM (Java Virtual Machine) atau yang banyak kita kenal sebagai JRE (Java Runtime Environment). Dengan menggunakan virtual mesin ini, yang perlu ditulis ulang adalah JVM untuk tiap jenis environment. Awalnya bahkan Java dirancang untuk dijalankan di household appliances, dan sekarang Java menawarkan kelengkapan dan kemudahan pemrograman bagi berbagai environment seperti Windows, Linux, Solaris, bahkan mobile seperti BB OS, Java Mobile (J2ME) dan lain-lain.
Java juga menawarkan pengembangan aplikasi web yang kaya dan multiplatform dengan sistem appletnya. Dan disitu juga menawarkan keamanan karena sistem JVM tadi. Program Java yang kita buat bukan merupakan executable code, tapi suatu bytecode, yang merupakan suatu set instruksi yang telah dioptimasi dengan baik untuk kemudian dijalankan oleh interpreter berupa JVM tadi.
Java merupakan bahasa yang full-OOP. Ini dicirikan dari sintaks2nya. Tidak ada penggunaan sintaks GOTO, adanya konsep ENCAPSULATION, POLYMORPHISM dan INHERITANCE

Categories: , , , , , , , , ,

Persembahan Yang Hidup

Dari Khotbah Pak George Richie waktu saya ke GBI Sawangan. Bapaknya ceria sekali, dengan cuek nari-nari di mimbar dan nyanyi-nyanyi bahkan nge-rap. Penggemar musik reggae sepertinya dan suaranya juga bagus. Dengan semangat mengubah lagu nada biasa menjadi rastafara dan bilang, "Khotbahnya nanti saja, kita memuji Tuhan dulu."
Firmannya simpel seperti biasa, menggunakan hanya 2 ayat utama dan juga mengena dengan disertai banyaknya cerita, contoh aplikasi penerapan ataupun penggambarannya. Dari Roma 11:36 yang berbunyi :
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Disini merupakan bagian khotbah yang biasa, saya dalam hati yang merasa dewasa rohani ini dan penuh pengetahuan Alkitabiah bilang, "Ah, udah sering banget denger Firman ini.". Tapi dengan penyampaian dan penggambaran yang baru sebenarnya sudah cukup merefresh pemikiran saya.
Yang menurut saya luar biasa dan kemudian membuat saya malu dan tersadar adalah ternyata saat dilanjutkan dengan Roma 12:1,
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Yang lagi-lagi merupakan ayat yang bahkan sangat saya hafal, saya baru sadar mengenai arti rangkaian ayat ini, jadi apa yang saya sebenarnya pahami selama ini ? Dengan malu saya harus mengakui bahwa Roma 12:1 ternyata merupakan kelanjutan dari Roma 11:36, kata karena itu pada awal Roma 12:1 merujuk dengan pasti dan tepat kepada Roma 11:36 tersebut.

Saya baru menyadari arti luar biasa dari rangkaian ayat tersebut, terpaku dan lagi-lagi saat disampaikan arti kata kudus disini berasal dari kata bahasa Yunani (saya agak lupa kata-katanya, kalau tidak salah Qudosy) yang artinya dipisahkan, jadi dimasa itu bila akan mempersembahkan kurban, ada orang yang dari jauh datang membawa kurbannya misalnya domba dengan berjalan, terkadang Domba itu jadi terluka, atau bahkan domba nya memang sudah agak cacat misalnya, maka sebelum dipersembahkan domba yang baik dan yang cacat tersebut akan "dipisahkan", kita diharapkan dapat menjadi "domba kurban" yang seperti itu, tidak bercacat, dipisahkan khusus bagi Allah, itu baru merupakan ibadah.
Jangan main-main dengan tubuhmu, tindakanmu, hidupmu karena itu sudah seharusnya dan selayaknya menjadi persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.
Tuhan memberkati.

Categories: , , , ,

Politik Angkot (Taman Bunga atau Telaga Warna?)

Sabtu merupakan hari jalan-jalan. Dan minggu ini ajakan datang dari kakak saya. Dia mau ada pembubaran panitia Paskah kemarin di Taman Bunga Cibodas. Saya lalu diajak karena cukup kenal mereka dan biar ada cowoknya. Langsung mau begitu diajak, lumayan buat cari-cari pengalaman dan spot foto. Saya lalu juga ajak teman saya satu lagi, Yuri dan diijinkan oleh kakak saya. Yuri awalnya agak susah dapat ijin dari mamanya tapi akhirnya bisa juga, lengkap sudah ijinnya dari cowoknya dan mamanya. Rencana kakak saya dan teman-temannya akan berangkat sabtu pagi jam 6 dari pangkalan Damri dekat Botani. Karena yuri akan datang dari Jakarta jadi rencananya saya akan nyusul agak siangan bersama Yuri. Rencana yang bagus bukan?
Saya berangkat ke Bogor dari Jakarta naik shuttle NF, minggu ini bisa dapet ternyata. Dan sampai di kantor sekitar jam 18.30. Saya sempatkan maem di burjo dekat kantor dulu karena saya tahu kakak saya masih di Jakarta, hari itu dia presentasi Direksi. Di burjo saya malah menerima sms dari Dito ngajak untuk menjenguk salah seorang teman kami Mas Muji yang sedang sakit dan dirawat di BMC. Karena toh kakak saya beum pulang saya ikut saja njenguk, jam 8 kami berangkat ke BMC, saya, Dito, K Mel dan Cing2. K Rina yang masih di kantor lalu nyusul langsung ke BMC, kemudian datang juga Mas Aldy dan Rhea. Kita bukannnya menghibur dan menenangkan orang sakit tapi justru becandaan dan bikin rebut, untung kali itu ga diusir saya (banyak sekali pengalaman diusir). Padahal tulisan jam besuk cuma sampai jam19.30 tapi akhirnya kita pulang jam 21.30.
Saya langsung lanjut menuju Parung, kost mbak saya. Dan naik Pusaka tercinta akhirnya sampai sekitar jam 22.40 dan kakak saya masih belum pulang juga. Saya masuk dengan pintu bapak kost. Dan menunggu akhirnya Kakak saya pulang jam 24.00. Dan membawa kabar buruk, teman-temannya membatalkan rencana ke Taman Bunga besok, padahal Yuri sudah pamitan tidur tadi. Akhirnya diputuskan kita tetap main saja bertiga paling ngga.Saya sih OK2 saja. Tetap berangkat.
Besok paginya saya bangun karena sms dari Yuri, dia bilang sudah di KRL Bogor. Padahal saya baru bangun, langsung mandi dan membangunkan kakak saya. Kakak saya agak susah bangun karena memang kecapekan sih. Akhirnya bisa bangun juga dan kami naik angkot ke stasiun Bogor sementara Yuri sudah sampai duluan, mana jaraknya jauh juga dari Parung ke stasiun Bogor. Untung Yuri sangat sabar menunggu dan di perjalanan sudah kami kabarkan kalau teman-teman kakak saya batal ikut, jadi kita langsung cari-cari orang biar lebih rame acara jalan-jalannya. Dari sekian banyak yang kami hubungi akhirnya cuma satu yang bisa ikut, Limas cowoknya Yuri. Jadilah kita berempat jalan-jalan.
Rute pertama adalah naik angkot 02 sampai ke sukasari, sebelumnya kami beli sarapan di Indomaret Point. Saya dan kakak saya beli mie goreng Nissin instan yang ternyata ribet masaknya karena harus dibuang-buang airnya, Limas beli Spaghetti dan Yuri ikut beli Burger juga. Angkot 02 dengan lancar sampai ke Sukasari, kami agak khawatir sebenarnya karena kabarnya system buka tutup jalan diPuncak untuk kea rah atas cuma sampai jam 11. Tapi ternyata masih bisa. Naik dah angkot kesana. Karena sebenarnya kita berempat belum pernah ada yang kesana (Yuri pernah waktu SD, jadi ga ingat jalan sama sekali), kita cuma berbekal petunjuk dari teman kakak saya. Karena itulah dimulai sesi tanya-tanya ke Pak Sopir, setelah tanya ternyata memang angkot Cisarua yang kami naiki akan sampai ke tempat bernama Tugu, dimana disitu menurut petunjuk kita masih harus ganti angkot sekali lagi untuk masuk ke taman bunga nya.
Akhirnya sampai ke Tugu yang ternyata jauh dari bayangan saya, ga ada tugunya, karena ternyata Tugu itu nama desa/daerahnya. Kami tanya-tanya lagi disitu dan katanya memang naik angkot kuning untuk menuju Cibodas. Setelah menunggu sekian lama tanya lagi ke orang dan memang katanya angkot kuning jarang dan kami disarankan naik angkot lagi dulu ke arah puncak sampai perhentian angkot kuning Cibodas itu. Dengan berat hati kami akhirnya naik angkot dan kena tariff yang lumayan mahal 25.000 untuk berempat. Karena tidak ada pilihan lain terpaksa kami terima, dan sialnya waktu dijalan naik kami melihat angkot kuning yang turun ke Tugu, dan lebih parah lagi sopir angkot kami menurunkan kami dekat Masjid Atta’un (kayaknya gini ya tulisannya, saya lupa) karena melihat ada angkot kuning, padahal jaraknya masih sangat tidak pantas untuk harga 25rb. Akhirnya naiklah kami ke angkot kuning dan bilang ke Bapaknya kalau kami mau ke taman bunga, dari sini lah terbuka fakta yang aneh. Untuk ke taman bunga kami masih harus naik 3 angkot lagi dan kalau mau ke kebun raya Cibodas kami masih harus naik 2 angkot lagi. Langsung lemes dan males mendengar penjelasan si Bapak tapi kita tetap naik, dan belum lama kita melihat suatu obyek wisata yang catchy, namanya Telaga Warna, mulai berpindah hati dan akhirnya kami pindah tujuan ke Telaga Warna itu saja. Cukup sudah dengan politik angkot itu, kami mau jalan-jalan.












Telaga warna cukup OK sekilas, tiket masuk cuma 2rb dan pemandangan sekitarnya kebun teh, warna langitnya sangat-sangat bagus, dan tentu saja telaganya sangat OK. Disitu juga sedang digunakan untuk tempat foto Pre-Wedding dengan perahu di tengah danau. Langsung masuk ke sesi foto-foto di sekitaran, banyak peralatan outbond, ada flying fox juga, dan ada monyet liar. Monyetnya tapi sudah cukup ramah meskipun si Limas sempat merasakan ancaman gigitan dari si Monyet (benar-benar me”rasa”kan ). Setelah melihat sesaat kami mulai tertarik dengan Flying Fox. Saya tanya-tanya ke bapaknya dan kaget begitu mendengar harganya. 15.000 saja, murah banget pak, padahal lumayan juga flyingfoxnya, si Bapak juga menawari kalau mau naik perahu harganya 10rb. Setelah dipikir-pikir akan lebih menarik perahu, kami jadi menyewa perahu dengan tariff 30rb sepuasnya. Dan memang sangat menyenangkan di perahu, dan lagi bisa sepuasnya. Terbayar sudah kerumitan angkot-angkot tadi.
Kami pulang sekitar jam 3 dari Telaga Warna dan menuju ke Cimory. Sudah tidak sabar untuk makan di Cimory. Perjalanan pulang sekarang sudah lebih mudah, kami langsung memilih angkot Cisarua jadi tidak perlu ganti angkot sampai Cimory. Sempat terhenti karena buka tutup jalan seperti biasa, kami lanjut jalan dengan cukup lancar. Yang menarik di jalan kami semakin yakin dengan fakta banyaknya orang Arab di Puncak (maaf rasis, tapi begitulah kenyataannya), sampai beberapa took memakai dua bahasa Indonesia/Inggris dan Arab. Setelah pulang baru tahu dari Mamanya Yuri kalau orang-orang Arab itu kawin kontrak dan ini sedang musimnya.
Sampailah kami di Cimory, untung langsung dapet tempat duduk dan bisa pesan. Uniknya kami semua pesan hidangan sosis, masing-masing beda jenis saja. Sehabis pesan saya ke took depan dan beli satu botol susu segar rasa coklat dan satu yoghurt mixfruit. Hidangan tidak terlalu lama datangnya. Langsung disantap, saya pribadi memang suka sosis di Cimory, sebelumnya baru sekali coba dan menurut saya enak. Setelah kekenyangan makan kami lanjut foto-foto karena di bawah ada tempat bermain penuh sapi-sapian yang lucu.
Kami pulang dengan angkot Cisarua lagi dan sampai di Elos, kembali lanjut naik 02 karena Yuri akan langsung pulang dengan KRL. Di jalan macet dan hampir saja Yuri ketinggalan kereta, saya dan kakak saya lanjut ke Parung dan Limas pulang ke daerah IPB.
Main-main yang menyenangkan, ribet naik angkot tapi justru ketemu obyek yang tidak disangka-sangka dan ditutup dengan makan puas di Cimory. Terimaksih Tuhan untuk jalan-jalan kali ini.

Categories: , , ,

Just Like Jesus

Untuk kesekian kalinya saya baru saja membaca bab awal dari buku Max Lucado “Just Like Jesus”. Dan lagi-lagi masih di bagian yang sama, bab awal, pembuka dimana kita diminta untuk membayangkan apa yang terjadi kalau sehari saja, 24 jam, Tuhan Yesus mengambil alih hidup kita.
What if, for one day, Jesus were to become you?
“What if, for twenty-four hours, Jesus wakes up in your bed, walks in your shoes, lives in your house, assumes your schedule? Your boss becomes his boss, your mother becomes his mother, your pains become his pains? With one exception, nothing about your life changes. Your health doesn’t change. Your circumstances don’t change. Your schedule isn’t altered. Your problems aren’t solved. Only one change occurs. What if, for one day and one night, Jesus lives your life with his heart? Your heart gets the day off, and your life is led by the heart of Christ. His priorities govern your actions. His passions drive your decisions. His love directs your behavior.”


Apakah ada orang yang merasakan perbedaan dari kita bila itu terjadi?
Saya mau membayangkan dengan bebas dulu :

  • Yesus pasti bangun pagi, terus hal pertama yang dilakukannya bukan ngecek BB atau langsung Online FB dan Kaskus, tapi Dia pasti lebih dulu turun dari ranjang dan bertelut, berdoa, berbincang dengan Bapa di Surga.
  • Ga asal nyomot kata-kata positif untuk dikirim, tapi tahu yang paling tepat untuk dikirim hari itu
  • Waktu berangkat naik motor kemungkinan tidak akan berangkat jam 7.50++ seperti saya, mungkin paling tidak sekitar jam 7.30, agar cukup waktu dan mengantisipasi bila ada kejadian yang mendesak.
  • Sarapan mungkin sama ya, bakal beli di koperasi kantor, makan di meja kerja.
  • Selama 8 jam kerja harusnya ga terdistract untuk ngaskus atau situs-situs lain yang tidak berhubungan dengan kerja, tidak nyari-nyari spek HTPC, review dan komparasi VGA, harga tablet Huawei, review Smartfren Wide, Xbox vs PS3 dll.
  • Lebih peduli pada koneksi, hubungan dengan sesama teman kerja, daripada saya yang banyak (baca:selalu) terpaku pada layar computer dan laptop bergantian.
  • Pulang seselesai tanggung jawab hari itu, bukan pulang cepet pas jam5 meskipun kerjaan belum selesai, bukan juga pulang lama karena milih buat Fban atau download2.
  • Makan juga mungkin sama, di rangkaian warung favorit saya.
  • Pulang kost harusnya langsung mandi biar seger, mungkin lanjut ngenet2, tapi pasti ga tertarik buat buka situs2 ga jelas, tapi bakal masuk situs komitmen, nulis di blog dan GMO Outreach yang sudah sangat lama saya tinggalkan.
  • Ga bakal nulis status #galau ga jelas di FB, twitter ataupun G+ dan lainnya, tapi pastinya kata-kata yang positif dan memberkati, sadar kalau itu mungkin akan dibaca banyak orang.
  • Jam 9 sesuai komitmen harusnya bakal Doa malem, bersyukur buat hari itu, ndoain titipan2 dengan benar dan tentu saja ndoain keluarga.
  • Bakal sering nelpon Keluarga (Bapak, Ibu, mba Lita) sadar kalau itu bagian terpenting saat ini
  • Tidur cukup 7 jam, berkualitas.

Itu secara kegiatan, secara perilaku pasti bakal keliatan banget bedanya. Padahal kata Bung Max Lucado, kita bahkan sudah memiliki hati Kristus saat kita menerima dan percaya kepada-Nya. Tapi mungkin kita memilih untuk tidak menggunakannya dan menggunakan hati lama kita, yang primitive dan penuh luka. Seperti kta judul buku itu, Tuhan mengasihi kita apa adanya seperti kita selayaknya, tapi Dia tidak akan membiarkan kita seadanya, Dia ingin kita menjadi “Just Like Jesus”.
Penggambaran yang sangat bagus menurut saya mengenai hal ini dalam cerita Max dan anaknya yang bermain di box pasir. Max mau membelikan anaknya eskrim, tapi saat akan menyerahkannya ia melihat mulut anaknya kotor karena pasir, sebelum memberikan eskrim itu Max membawa anaknya untuk dibasuh dan membersihkan mulutnya. Baru si anak bisa menikmati Eskrim darinya dengan kenikmatan penuh. Seperti itulah yang dilakukan Tuhan, Ia mau kita mendapatkan yang terbaik dan perlu membersihkan “pasir di mulut” kita terlebih dulu untuk itu.

Categories: , , , , , ,

Tuesday, July 5, 2011

Kagum Dengan Teknologi Google

Pasti semua orang tahu Google lah. Situs pencari nomor 1 di dunia, biarpun banyak yang protes karena filterisasi datanya, atau pencatatan datanya, tapi tetap ini yang paling besar. Apalagi sekarang dukungan teknologinya semakin mantap dan inovatif. Bahkan membuat kaget saya beberapa hari yang lalu. Teknologi Google beberapa tahun ini sudah berkembang begitu rupa dan luar biasa fungsionalnya. Bahkan di beberapa hal akan menyulitkan kehidupan saya sehari-hari bila tidak menggunakannya.
Berawal dari membuka tampilan search engine seperti biasa, saya yang login di akun Google melihat di bagian atas halaman banyaknya pilihan aplikasi Google. Mari kita data:
  1. di bagian atas kiri dimulai dengan WEB, ini untuk mode pencarian website, paling umum kita gunakan.
  2. Images, untuk mode pencarian gambar, setelah sedikit meniru interface Bing dalam display hasilnya, jadinya bahkan lebih bagus menurut saya. Tekonologi barunya yang menurut saya luar biasa adalah search dengan inputan gambar, jadi nanti si Google yang akan mengolah citra kita dan mencari gambar yang mirip ataupun mengekstrak informasi mengenai gambar itu, dan itu didapat dengan interface drag n drop.
  3. Maps, ini merupakan interface web dari Google Earth tentu saja dengan penyederhanaan. Ini juga sangat memudahkan hidup saya, terutama fitur pencarian rutenya, saya sudah seringkali menggunakannya dan sangat-sangat terbantu.
  4. Translate, ini juga sangat OK, dengan mudah bisa diaplikasikan ke web pribadi kita sehingga bisa membuat seakan menjadi multilingual. Hasil penerjemahannya saya bilang juga dari hari ke hari semakin bagus, sepertinya memang dibekali algoritma belajar yang baik. Saya bahkan saat ini tidak memiliki software translator di komputer dan murni menggunakan Google Translate bila butuh penerjemahan cepat. Memang sih untuk digunakan di urusan resmi masih belum bisa karena struktur bahasanya akan masih berantakan.
  5. Books, koleksi buku dari Google. Tahukah anda saat mengerjakan skripsi saya bahkan tidak perlu ke Perpustakaan Kampus? Saya cukup di depan komputer dan mencari buku yang sesuai, bila bagian yang saya perlukan tidak termasuk dalam limited previewnya, saya kemudian tinggal mencari downloadannya, tapi kebanyakan sudah cukup waktu itu. Sekarang juga sangat berguna untuk software Calibre saya, sebagai salah satu database metadata buku.
  6. Scholar, ini untuk pencarian literatur pendidikan dan jurnal, sejujurnya saya tidak pernah menggunakan ini, karena dulunya saat di kampus ada akses mudah untuk pencarian jurnal internasional.
  7. Gmail, jelas saat ini bisa dibilang free email yang sangat populer. Mudah, tampilannya bagus, fiturnya lengkap, spacenya besar dan yang pasti seperti center dari Google Account anda, dari daftar akun Gmail anda akan bisa mencicipi seluruh produk Google.
  8. Saat anda mengklik link more, Anda akan dibawa ke halaman baru yang menunjukkan keseluruhan produk Google. Banyak sekali aplikasinya.

Aplikasi Google
 

Saya rasa sangat ribet kalau dibahas semua, produk yang saya gunakan lagi paling Picasa Web Album, Google Docs dan Aplikasi mobilenya. Selain itu yang lain beberapa beum pernah nyoba seperti Panoramio dan Picnik, sepertinya menarik.    

Categories: , , , , ,

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑