Thursday, July 21, 2011

Just Like Jesus

Untuk kesekian kalinya saya baru saja membaca bab awal dari buku Max Lucado “Just Like Jesus”. Dan lagi-lagi masih di bagian yang sama, bab awal, pembuka dimana kita diminta untuk membayangkan apa yang terjadi kalau sehari saja, 24 jam, Tuhan Yesus mengambil alih hidup kita.
What if, for one day, Jesus were to become you?
“What if, for twenty-four hours, Jesus wakes up in your bed, walks in your shoes, lives in your house, assumes your schedule? Your boss becomes his boss, your mother becomes his mother, your pains become his pains? With one exception, nothing about your life changes. Your health doesn’t change. Your circumstances don’t change. Your schedule isn’t altered. Your problems aren’t solved. Only one change occurs. What if, for one day and one night, Jesus lives your life with his heart? Your heart gets the day off, and your life is led by the heart of Christ. His priorities govern your actions. His passions drive your decisions. His love directs your behavior.”


Apakah ada orang yang merasakan perbedaan dari kita bila itu terjadi?
Saya mau membayangkan dengan bebas dulu :

  • Yesus pasti bangun pagi, terus hal pertama yang dilakukannya bukan ngecek BB atau langsung Online FB dan Kaskus, tapi Dia pasti lebih dulu turun dari ranjang dan bertelut, berdoa, berbincang dengan Bapa di Surga.
  • Ga asal nyomot kata-kata positif untuk dikirim, tapi tahu yang paling tepat untuk dikirim hari itu
  • Waktu berangkat naik motor kemungkinan tidak akan berangkat jam 7.50++ seperti saya, mungkin paling tidak sekitar jam 7.30, agar cukup waktu dan mengantisipasi bila ada kejadian yang mendesak.
  • Sarapan mungkin sama ya, bakal beli di koperasi kantor, makan di meja kerja.
  • Selama 8 jam kerja harusnya ga terdistract untuk ngaskus atau situs-situs lain yang tidak berhubungan dengan kerja, tidak nyari-nyari spek HTPC, review dan komparasi VGA, harga tablet Huawei, review Smartfren Wide, Xbox vs PS3 dll.
  • Lebih peduli pada koneksi, hubungan dengan sesama teman kerja, daripada saya yang banyak (baca:selalu) terpaku pada layar computer dan laptop bergantian.
  • Pulang seselesai tanggung jawab hari itu, bukan pulang cepet pas jam5 meskipun kerjaan belum selesai, bukan juga pulang lama karena milih buat Fban atau download2.
  • Makan juga mungkin sama, di rangkaian warung favorit saya.
  • Pulang kost harusnya langsung mandi biar seger, mungkin lanjut ngenet2, tapi pasti ga tertarik buat buka situs2 ga jelas, tapi bakal masuk situs komitmen, nulis di blog dan GMO Outreach yang sudah sangat lama saya tinggalkan.
  • Ga bakal nulis status #galau ga jelas di FB, twitter ataupun G+ dan lainnya, tapi pastinya kata-kata yang positif dan memberkati, sadar kalau itu mungkin akan dibaca banyak orang.
  • Jam 9 sesuai komitmen harusnya bakal Doa malem, bersyukur buat hari itu, ndoain titipan2 dengan benar dan tentu saja ndoain keluarga.
  • Bakal sering nelpon Keluarga (Bapak, Ibu, mba Lita) sadar kalau itu bagian terpenting saat ini
  • Tidur cukup 7 jam, berkualitas.

Itu secara kegiatan, secara perilaku pasti bakal keliatan banget bedanya. Padahal kata Bung Max Lucado, kita bahkan sudah memiliki hati Kristus saat kita menerima dan percaya kepada-Nya. Tapi mungkin kita memilih untuk tidak menggunakannya dan menggunakan hati lama kita, yang primitive dan penuh luka. Seperti kta judul buku itu, Tuhan mengasihi kita apa adanya seperti kita selayaknya, tapi Dia tidak akan membiarkan kita seadanya, Dia ingin kita menjadi “Just Like Jesus”.
Penggambaran yang sangat bagus menurut saya mengenai hal ini dalam cerita Max dan anaknya yang bermain di box pasir. Max mau membelikan anaknya eskrim, tapi saat akan menyerahkannya ia melihat mulut anaknya kotor karena pasir, sebelum memberikan eskrim itu Max membawa anaknya untuk dibasuh dan membersihkan mulutnya. Baru si anak bisa menikmati Eskrim darinya dengan kenikmatan penuh. Seperti itulah yang dilakukan Tuhan, Ia mau kita mendapatkan yang terbaik dan perlu membersihkan “pasir di mulut” kita terlebih dulu untuk itu.

Categories: , , , , , ,

0 komentar:

Copyright © Johannes Dwi Cahyo | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑